TRIBUNNEWS.COM, SAMPANG - Nasir, pelajar kelas II SMKN 2 Sampang, Madura, Jawa Timur terancam tuli setelah dihajar oleh oknum polisi lalu lintas Polres Sampang, di areal Terminal Sampang, Rabu (5/10/2011).
Peristiwa yang sempat menjadi tontonan warga itu, bermula ketika Nasir membonceng Hadi, temannya hendak sekolah dengan naik motor tanpa mengenakan helm. Dua orang polisi lalu lintas yang melihatnya, lalu memburunya hingga masuk ke terminal bus Sampang.
Setelah berhasil mendekat, polisi langsung menendang motor yang dikemudian Hadi hingga kedua siswa ini jatuh ke jalan raya. Dalam kondisi terjatuh, Nasir malah ditendang berulang kali. Akibatnya, Nasir mengalami luka memar di bagian wajah, bibirnya pecah, alis matanya bengkat, lututnya dan siku tangannya lecet.
Aksi penganiayaan ini sempat menjadi perhatian masyarakat yang berada di terminal. Begitu banyak warga yang melihat dan hendak menolong Nasir, baru oknum polisi itu meninggalkan korban begitu saja. “Waktu itu pandangan mata saya sudah gelap, saya dibawa oleh warga ke rumah sakit, bukan oleh polisi yang memukuli saya itu,” kata Nasir sambil menahan sakit.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pamekasan AKP Mariyatun mengakui, adanya peristiwa pemukulan pelajar yang dilakukan oleh oknum anggotanya itu. Namun ia tidak bersedia memberikan konfirmasi, terkait kasus ini. “Mohon maaf, silakan ke Kabag Ops Pak Danuri,” kata Mariyatun melalui saluran telepon.
Sementara Kabag Ops Danuri tidak bersedia memberikan penjelasan, terkait kasus pemukulan pelajar tersebut. Beberapa kali telepon dan SMS yang disampaikan wartawan untuk meminta konfirmasi terkait pemukulan yang dilakukan anak buahnya tidak dijawab, termasuk konfirmasi langsung kepada Kapolres Sampang AKBP Agus Santosa.
Akhmad, keluarga Nasir menyatakan akan memproses secara hukum, jika Nasir mengalami cacat fisik. Pihak keluarga sudah memiliki data, oknum polisi yang menganiaya Nasir, yaitu
Divan dan Putut.
Divan dan Putut.
Editor: Prawira Maulana | Sumber: Surya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar