Teluk Bayur akan dikembangkan. Ini berita bagus bagi dunia usaha yang selama ini sering harus berteka-teki dengan kalangan perkapalan. Apabila hendak mengekspor, pertanyaan yang muncul adalah: kapal dulu yang disediakan atau muatannya dulu. Yang terjadi kemudian saling menunggu bola. Kata yang empunya barang, dia akan melakukan kegiatan ekspor lewat Teluk Bayur tapi sediakan dulu kapalnya.
Pengusaha kapal balik mengeluarkan pernyataan, mereka mau sandar di Teluk Bayur kalau barang yang akan diangkut sudah tersedia. Begitulah dari waktu ke waktu, di Teluk Bayur senantiasa muncul pertanyaan seperti itu, mana yang dulu telur atau ayam?
Selasa lalu ada jawaban yang diberikan oleh PT Semen Padang. Perusahaan semen dari Bukit Indarung ini meneken nota kesepahaman dengan pengelola pelabuhan Teluk Bayur yakni PT Pelindo II. PTSP akan mengembangkan pabriknya yang berarti meningkatkan kapasitas produksi tapi membutuhkan pelabuhan yang memadai untuk mengapalkan semen ke daerah-daerah tujuan pasar.
Dengan demikian, PT Pelindo II juga dapat manfaat yakni bertambahkan perusahaan pengguna jasa pelabuhan atau setidaknya jasa yang dibutuhkan makin besar lalu tentu berdampak pada berkembangnya PT Pelindo II. Dan itu artinya juga makin berkembang pula Teluk Bayur. Dengan demikian jawaban bahwa mana yang dulu ayam atau telur tadi bisa sedikitnya terjawab. Bila pelabuhan diperbaiki dan dikembangkan, kapal yang sandar makin nyaman. Eksportir makin guat lantaran tak perlu khawatir ketiadaan kapal.
Tapi terus terang tentu saja pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur membutuhkan kebersamaan agar pelaksanaannya sesuai harapan. Pemprov Sumbar sudah menyatakan mendukung sepenuhnya pengembangan pelabuhan yang berada di pantai barat Sumatera itu.
Dalam rapat koordinasi di kantor Gubernur hari Selasa lalu Gubernur Irwan Prayitno menyatakan bahwa, masyarakat, pemerintah daerah, pengusaha dan tenaga kerja serta PT Pelindo II berkepentingan dengan pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur. Karena itu, semua pihak harus mengisi dan mendorong pengembangan Teluk Bayur.
Pelabuhan Teluk Bayur yang maju, modern akan mampu memberikan kesejahteraan bersama. Semua pihak untung dan berharap tidak ada yang dirugikan.
Pemprov sudah menandatangani nota kesepakatan dengan Pelindo II di antaranya terkait perpanjangan dermaga curah kering, pembebasan lahan, pengadaan fasilitas bongkar muat, serta pengadaan kapal tunda yang akan dimulai proyeknya pada 2011-2015.
Bagi Pelindo II sebagai BUMN yang mengelola jasa kepelabuhan, pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur sudah sebuah keharusan, dari pertumbuhan dan kondisi hari ini yang hampir 70% kapal waktunya habis menunggu antrian bongkar muat di Teluk Bayur.
Jika ini (pengembangan pelabuhan) dapat dikelola dengan baik dengan meningkatkan pelayanan bongkar muat tentu akan memberikan keuntungan yang luar biasa bagi kemajuan Pelabuhan Teluk Bayur. Tahun ini Pelindo sudah memulai pembangunan penambahan dan perluasan beberapa fasilitas dermaga peti kemas, serta membangunan sistem kerja yang lebih baik, sehingga nantinya pelabuhan Teluk Bayur ini akan menjadi pelabuhan utama di wilayah Indonesia bagian barat.
Lalu bagaimana dengan keberadaan PT Semen Padang yang juga termasuk pihak yang berkepentingan di Teluk Bayur?
Sinergi antara PT Pelindo II dengan PT Semen Padang akan sangat menentukan keberhasilan rencana penambahan pabrik baru PT Semen Padang hingga mencapai angka pengiriman 5,95 juta ton pada 2019 mendatang melalui pelabuhan Teluk Bayur.
Sementara dengan adanya pembangunan pabrik baru dan peningkatan produksi PT Semen Padang juga akan berdampak pada perluasan dermaga dan makin tingginya aktifitas kedermagaan di Teluk Bayur yang dikelola PT Pelindo II.
Itulah sebabnya kita meneken nota kesepahaman (MoU—memorandum of understanding) antara PT Semen Padang dengan PT Pelindo II.
Dari nota kesepahaman PTSP-Pelindo II itu dapat disimak akan ada penataan fasilitas dan pelayanan bongkar muat barang yang lebih baik lagi.
Pelindo II diharapkan menyediakan dermaga khusus curah bagi PT Semen Padang tapi juga menerima material curah lain seperti batubara, gypsum, copperslag dan lain-lain mencapai volume 1,26 Juta Ton pada tahun 2015 dan menjadi 2 juta ton dengan adanya pabrik baru pada tahun 2019. Jadi pengembangan
Teluk Bayur tidak hanya kepentingan satu dua pihak tetapi amat penting bagi pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar