Gantung Diri
ilustrasi
JAMBI, KOMPAS.com — Bak kisah Romeo and Juliet karya William Shakespeare, Rini Agustina (17) nekat mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri, mengikuti jejak kekasihnya yang juga melakukan tindakan yang serupa.
Hal ini dilakukan Rini untuk membuktikan cintanya kepada sang kekasih. Sang ayah langsung lunglai menemukan putrinya tak bernyawa di depan pintu WC. Pakaian sang kekasih membungkus tubuh Rini.
Herlina Yusla, ibunda Rini, berteriak histeris karena tak kuasa menahan kesedihan ditinggal pergi sang putri selamanya. Dia terus berteriak dan menyesalkan tindakan anaknya. Dalam teriakannya, dia sempat menyinggung-nyinggung soal mimpi anaknya, Rabu (5/10/2011).
Kepada dirinya, Rini mengaku bermimpi diajak kekasihnya, Ferry, untuk ikut menemaninya. Ferry diketahui sudah meninggal dunia, juga dengan cara bunuh diri, beberapa hari sebelumnya.
Seperti diakui ibunya, keduanya memang sudah cukup dekat. Bahkan, mereka mempunyai panggilan sayang satu sama lain, yakni papi dan mami. "Dua minggu ini, dia sering cerita kalau dalam tidurnya didatangi papi (panggilan sayang Rini kepada Ferry). Dia (Ferry) terus mengajak mami ikut bersamanya," ucap Herlina mengulang cerita buah hatinya.
Sejumlah warga berusaha menenangkan Herlina yang terus berteriak histeris, termasuk ketika jasad Rini dibawa ke ruang jenazah Rumah Sakit Raden Mattaher untuk menjalani proses otopsi.
Ruslan Abdul Gani, ayah Rini, mengaku telah menemukan putrinya tergantung di depan pintu WC kantor Kelurahan Buluran Kenali. Saat itu, Ruslan yang bekerja sebagai petugas kebersihan di kantor kelurahan hendak buang air kecil sekitar pukul 06.00 WIB.
Sebelumnya, dia juga tidak menemukan putrinya sehabis bangun tidur. Dia sudah mencari di ruang kantor kelurahan, tetapi tak ditemukan. "Aku biasa bangun pagi, membersihkan kantor, dan pasang bendera. Melihat tidak ada Rini, di kamarnya aku mencari tidak ketemu. Saat mau kencing, justru dia sudah tergantung," kata Ruslan.
Tubuh Rini ditemukan tergantung menghadap ke kamar mandi dengan kondisi masih mengenakan baju biru lengan pendek dan celana milik sang kekasih. Di kamar mandi terlihat sebuah kaleng cat dari plastik yang terguling. Dia mengaku, selama ini anaknya tidak pernah mengeluh.
Namun, diakuinya, beberapa waktu terakhir putrinya itu memang sempat tertekan jiwanya lantaran sang kekasih meninggal dunia dengan gantung diri. Padahal, Rini dan Ferry berencana melangsungkan pernikahan. Lantaran kejadian itu, Rini juga akhirnya putus sekolah. "Aku mengetahui dan memegang semua bukti bagaimana dirinya malu dan tertekan selama ini," kata Ruslan.
Lurah Buluran Kenali, M Nasri HK, mengaku terkejut dengan kejadian itu. Karenanya, dia langsung meliburkan pegawainya setengah hari agar tidak mengganggu proses identifikasi pihak kepolisian di lokasi kejadian.
Polisi langsung memasang garis polisi. Pelayanan di kantor kelurahan baru dilanjutkan pada pukul 13.30 WIB. Nasri, yang menjabat Lurah Buluran Kenali sejak 12 Agustus lalu, mengungkapkan, keluarga korban sudah tiga tahun bekerja di kantor kelurahan. Dia juga mengaku kenal dengan Rini sebagai anak yang baik. Pegawai kantor kelurahan juga mengungkapkan hal yang senada.
Sehari sebelum meninggal, Rini masih sempat bersenda gurau dengan sejumlah pegawai kelurahan. Jenazah Rini selanjutnya dibawa keluarga ke Brono dan dimakamkan di TPU Sengkawang.
Kanit Reskrim Polsek Telanaipura Inspektur Satu Deni Mulyadi mengatakan, kejadian itu murni bunuh diri. Hasil otopsi RS Raden Mattaher juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan.
Polisi menyita kain yang dipakai gantung diri dan baskom yang diduga sebagai tempat pijakan sebelum mengakhiri hidupnya. Ruas Jalan Siwabessy sempat macet akibat warga yang berkerumun melihat kejadian itu.
Hal ini dilakukan Rini untuk membuktikan cintanya kepada sang kekasih. Sang ayah langsung lunglai menemukan putrinya tak bernyawa di depan pintu WC. Pakaian sang kekasih membungkus tubuh Rini.
Herlina Yusla, ibunda Rini, berteriak histeris karena tak kuasa menahan kesedihan ditinggal pergi sang putri selamanya. Dia terus berteriak dan menyesalkan tindakan anaknya. Dalam teriakannya, dia sempat menyinggung-nyinggung soal mimpi anaknya, Rabu (5/10/2011).
Kepada dirinya, Rini mengaku bermimpi diajak kekasihnya, Ferry, untuk ikut menemaninya. Ferry diketahui sudah meninggal dunia, juga dengan cara bunuh diri, beberapa hari sebelumnya.
Seperti diakui ibunya, keduanya memang sudah cukup dekat. Bahkan, mereka mempunyai panggilan sayang satu sama lain, yakni papi dan mami. "Dua minggu ini, dia sering cerita kalau dalam tidurnya didatangi papi (panggilan sayang Rini kepada Ferry). Dia (Ferry) terus mengajak mami ikut bersamanya," ucap Herlina mengulang cerita buah hatinya.
Sejumlah warga berusaha menenangkan Herlina yang terus berteriak histeris, termasuk ketika jasad Rini dibawa ke ruang jenazah Rumah Sakit Raden Mattaher untuk menjalani proses otopsi.
Ruslan Abdul Gani, ayah Rini, mengaku telah menemukan putrinya tergantung di depan pintu WC kantor Kelurahan Buluran Kenali. Saat itu, Ruslan yang bekerja sebagai petugas kebersihan di kantor kelurahan hendak buang air kecil sekitar pukul 06.00 WIB.
Sebelumnya, dia juga tidak menemukan putrinya sehabis bangun tidur. Dia sudah mencari di ruang kantor kelurahan, tetapi tak ditemukan. "Aku biasa bangun pagi, membersihkan kantor, dan pasang bendera. Melihat tidak ada Rini, di kamarnya aku mencari tidak ketemu. Saat mau kencing, justru dia sudah tergantung," kata Ruslan.
Tubuh Rini ditemukan tergantung menghadap ke kamar mandi dengan kondisi masih mengenakan baju biru lengan pendek dan celana milik sang kekasih. Di kamar mandi terlihat sebuah kaleng cat dari plastik yang terguling. Dia mengaku, selama ini anaknya tidak pernah mengeluh.
Namun, diakuinya, beberapa waktu terakhir putrinya itu memang sempat tertekan jiwanya lantaran sang kekasih meninggal dunia dengan gantung diri. Padahal, Rini dan Ferry berencana melangsungkan pernikahan. Lantaran kejadian itu, Rini juga akhirnya putus sekolah. "Aku mengetahui dan memegang semua bukti bagaimana dirinya malu dan tertekan selama ini," kata Ruslan.
Lurah Buluran Kenali, M Nasri HK, mengaku terkejut dengan kejadian itu. Karenanya, dia langsung meliburkan pegawainya setengah hari agar tidak mengganggu proses identifikasi pihak kepolisian di lokasi kejadian.
Polisi langsung memasang garis polisi. Pelayanan di kantor kelurahan baru dilanjutkan pada pukul 13.30 WIB. Nasri, yang menjabat Lurah Buluran Kenali sejak 12 Agustus lalu, mengungkapkan, keluarga korban sudah tiga tahun bekerja di kantor kelurahan. Dia juga mengaku kenal dengan Rini sebagai anak yang baik. Pegawai kantor kelurahan juga mengungkapkan hal yang senada.
Sehari sebelum meninggal, Rini masih sempat bersenda gurau dengan sejumlah pegawai kelurahan. Jenazah Rini selanjutnya dibawa keluarga ke Brono dan dimakamkan di TPU Sengkawang.
Kanit Reskrim Polsek Telanaipura Inspektur Satu Deni Mulyadi mengatakan, kejadian itu murni bunuh diri. Hasil otopsi RS Raden Mattaher juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan.
Polisi menyita kain yang dipakai gantung diri dan baskom yang diduga sebagai tempat pijakan sebelum mengakhiri hidupnya. Ruas Jalan Siwabessy sempat macet akibat warga yang berkerumun melihat kejadian itu.
TERKAIT:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar