E-Idea (British Council, LRQA)
KOMPAS.com - Selama ini masyarakat membayar listrik dari tagihan yang diberikan PLN tanpa pernah tahu bagaimana cara menghitung biaya dari masing-masing alat listrik yang mereka punya. Bagaimana jika Anda bisa menghitung tagihan listrik setiap bulan dari ponsel pintar anda setiap hari?
Shuichi Ishibashi dari Jepang, sudah mengembangkan teknologi ELP yang menghubungkan alat-alat listrik di rumah dengan ponsel pintar melalui server yang dibangun di rumah. Penggunaan listrik akan terekam setiap hari dan disalurkan ke server. Rekaman penggunaan listrik tersebut bisa diakses melalui website melalui komputer rumah atau laptop.
"Anda juga bisa men-download aplikasi ELP dari website tersebut agar bisa digunakan untuk ponsel pintar seperti iPhone dan Android. Caranya seperti men-download aplikasi Twitter untuk ponsel pintar," ujar Shuichi saat ditemui Kompas.com dalam E-idea Regional Training, Senin (3/10/2011) lalu.
Setelah aplikasi diinstal di ponsel, pelanggan bisa mendapatkan informasi seputar penggunaan listrik di rumah setiap hari. Jumlah kilowatt yang telah habis sekaligus biaya yang akan dikeluarkan akan dihitung otomatis, sehingga pelanggan bisa menghemat penggunaan listrik apabila sudah terlihat berlebihan. Alat ini dijual Shuichi dengan harga 100 dollar AS per lima alat listrik dan berlaku kelipatannya.
Shuichi mengembangkan teknologi ini bersama temannya, Takayaki Miyauchi. Keduanya membangun perusahaan start-up yang bernama Sassor sejak September tahun 2010 dan melakukan penelitian selama satu tahun. Tahun ini, setelah penelitian mereka menghasilkan sebuah produk, mereka pun mengikutsertakan teknologi yang mereka kembangkan pada Kompetisi E-Idea yang diadakan British Council.
Saat ini, Shuichi telah bekerja sama dengan investor Kentaro Sekakibane (yang memiliki incubator start-up), juga mendapat dukungan dari Venture Capital Digital Orange, dan kerja sama dengan dua perusahaan lainnya yakni Net Price dan Ubiquitos. Website http://sassor.com merupakan kerja sama Sassor dengan TechCrunch.
Shuichi dengan teknologi ELP yang dibangunnya bersama perusahaan Sessor, memenangkan kompetisi E-Idea di Jepang. Selain mendapat dana untuk mengembangkan perusahaannya, Shuichi juga mendapat kesempatan mengikuti Regional Training E-Idea di Jakarta, bertemu dengan 39 pemenang lainnya dari 7 negara se-Asia Pasifik.
"Saya berharap dengan memenangkan kompetisi ini, perusahaan saya bisa berkembang dan teknologi ini bisa diproduksi secara missal di Jepang, sehingga harga jualnya lebih murah," tutup Shuichi.
"Anda juga bisa men-download aplikasi ELP dari website tersebut agar bisa digunakan untuk ponsel pintar seperti iPhone dan Android. Caranya seperti men-download aplikasi Twitter untuk ponsel pintar," ujar Shuichi saat ditemui Kompas.com dalam E-idea Regional Training, Senin (3/10/2011) lalu.
Setelah aplikasi diinstal di ponsel, pelanggan bisa mendapatkan informasi seputar penggunaan listrik di rumah setiap hari. Jumlah kilowatt yang telah habis sekaligus biaya yang akan dikeluarkan akan dihitung otomatis, sehingga pelanggan bisa menghemat penggunaan listrik apabila sudah terlihat berlebihan. Alat ini dijual Shuichi dengan harga 100 dollar AS per lima alat listrik dan berlaku kelipatannya.
Shuichi mengembangkan teknologi ini bersama temannya, Takayaki Miyauchi. Keduanya membangun perusahaan start-up yang bernama Sassor sejak September tahun 2010 dan melakukan penelitian selama satu tahun. Tahun ini, setelah penelitian mereka menghasilkan sebuah produk, mereka pun mengikutsertakan teknologi yang mereka kembangkan pada Kompetisi E-Idea yang diadakan British Council.
Saat ini, Shuichi telah bekerja sama dengan investor Kentaro Sekakibane (yang memiliki incubator start-up), juga mendapat dukungan dari Venture Capital Digital Orange, dan kerja sama dengan dua perusahaan lainnya yakni Net Price dan Ubiquitos. Website http://sassor.com merupakan kerja sama Sassor dengan TechCrunch.
Shuichi dengan teknologi ELP yang dibangunnya bersama perusahaan Sessor, memenangkan kompetisi E-Idea di Jepang. Selain mendapat dana untuk mengembangkan perusahaannya, Shuichi juga mendapat kesempatan mengikuti Regional Training E-Idea di Jakarta, bertemu dengan 39 pemenang lainnya dari 7 negara se-Asia Pasifik.
"Saya berharap dengan memenangkan kompetisi ini, perusahaan saya bisa berkembang dan teknologi ini bisa diproduksi secara missal di Jepang, sehingga harga jualnya lebih murah," tutup Shuichi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar