Pendidikan merupakan hal penting dalam sebuah negara dan kehidupan masyarakat. Pendidikan menjadi fondasi yang akan menentukan baik atau buruk masa depan sebuah bangsa. Menarik pernyataan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Musliar Kasim yang menjanjikan perubahan di lingkungan Kemdikbud maupun pelaksanaan pendidikan secara keseluruhan. Selama ini, pendidikan di Indonesia terkesan tak punya konsep yang jelas. Sasaran akhirnya yang dicapai, terkesan hanya mengejar nilai dan siswa lulus sebanyak mungkin. Pendidikan mengabaikan proses dan sarat dengan kepentingan politik. Pemerintah meluncurkan pula pendidikan karakter. Namun, dalam pelaksanaan pada sejumlah daerah, malah guru tak tahu apa itu pendidikan karakter. Menteri menyebut tidak ada kurikulum pendidikan karakter, ada guru yang menyebut kurikulum pendidikan karakter belum keluar. Bahkan, ada pula lembaga legislatif yang menolak dana bagi kelangsungkan pendidikan karakter masuk ke APBD. Pendidikan juga berjalan dengan rancu. Pada satu sisi, pemerintah mengklaim memberikan banyak bantuan, sehingga pendidikan disebut berjalan dengan gratis. Namun, yang terjadi dalam pelaksanaan, berbagai pungutan membenani orangtua murid. Belum lagi buku pelajaran yang tiap sebentar berganti. Dalam hitungan bulan, ada saja buku yang harus dibeli siswa. Pendidikan menjadi barang mahal. Tak perlu heran, jika banyak siswa yang putus pendidikan di tengah jalan. Banyak memang persoalan pendidikan yang itu ke itu saja, namun tak pernah tuntas penyelesaiannya. Belum lagi kasus kecurangan pendidikan yang dipicu oleh Ujian Nasional. Pemerintah menyamaratakan nilai untuk lulus secara nasional, tanpa mau memedulikan keadaan di daerah. Pihak sekolah di daerah yang tak ingin anak didiknya gagal, maka segala cara dilakukan. Akibatnya, tujuan pendidikan menjadi terabaikan. Pemerintah mengaku puas bila tiap tahun, selalu ada peningkatan nilai rata-rata siswa. Banyak memang tugas yang diemban Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Membenahi pendidikan di Indonesia dewasa ini, bukan pekerjaan sulit. Kata kuncinya, ada kemauan politik. Sebab, karut-marut dalam pendidikan, dipicu oleh berbagai kepentingan yang tak ada ujung pangkalnya. Kita berharap pada Musliar Kasim bisa melakukan gebrakan. Kita ingin pendidikan memang betul-betul menjadi wadah untuk membentuk generasi yang berkualitas. Mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga mempunyai kekuatan iman. Masyarakat mengingingkan pendidikan yang murah dan berkualitas karena masa depan memang diretas dari lembaga pendidikan. Masyarakat tak ingin terlalu banyak pungutan. Jangan sampau tiap sebentar buku harus dibeli. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan menjadi lembaga yang mempersiapkan Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan. Maju atau mundur sebuah negara, tergantung kepada kualitas sumber daya manusia.(*) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar