Metrotvnews.com, Jakarta: Maraknya kasus pencurian pulsa melalui layanan content provider (CP) diduga dapat berjalan dengan mulus selama ini karena tidak hanya menguntungkan CP, tetapi berbagai pihak lainnya yang juga mengeruk keuntungan.
"Dengan prediksi dan dugaan pendapatan ratusan juta per hari atau per pekan bukan mustahil ada indikasi korupsi yang juga pastinya diberikan kepada pihak yang memuluskan perizinan untuk para CP," kata Ketua Ikatan Alumni Perhimpunan Mahasiswa Informatika dan Komputer Nasional Akmal BY dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (9/10).
Menurut Akmal, bukan hanya CP, tetapi juga operator dan kemungkinan terdapat oknum di dalam tubuh birokrasi yang juga mungkin mendapat keuntungan. Dalam beberapa hal, ujar dia, CP seharusnya bisa menjadi kemudahan ketika digunakan dalam hal yang tepat seperti untuk pengumpulan sumbangan bila terjadi korban bencana alam serta pengumpulan dana untuk pendidikan atau untuk anak yatim.
"Namun, dalam beberapa waktu belakang bisa kita ketahui bahwa pergeserannya sudah melenceng dan seolah dimanipulasi," katanya.
Ia mencontohkan, penggunaan RBT (ring back tone/dering nada panggil) dan kuis di TV yang menawarkan untuk mengikuti kuis melalui layanan CP terkadang malah menyulitkan user pengguna ketika berupaya untuk melakukan unreg atau menghentikan program tersebut. Akibatnya, bisa saja kemudian pengguna secara perlahan dan rutin selama setiap pekan atau setiap bulan menjadi tersedot pulsanya dalam nominal tertentu.
Karena itu pemerintah diminta untuk segera melakukan listing para CP yang terdaftar. Sebab, bisa saja di antara para CP terindikasi milik kerabat pejabat atau pihak yang dekat dengan lingkungan CP, operator, dan pemegang kewenangan regulasi telekomunikasi.
"Termasuk plus distributor mesin untuk melakukan broadcast (pengiriman) sms juga harus segera dipantau siapa pemasok dan yang menggunakan harus ada kejelasan," tegasnya.
Hal ini, masih menurut dia, karena dalam beberapa kasus ditemukan adanya broadcast sms yang juga digunakan untuk menipu antara lain untuk hipnotis di mesin ATM. Selain itu, Akmal menambahkan, banyak hal yang seharusnya bisa dilakukan pemerintah dan pemegang mandat regulasi telekomunikasi untuk berkontribusi kepada masyarakat dengan adanya akses internet yang murah dan mudah.
"Begitu banyak manfaat yang bisa didapat seperti penghematan kertas, akses komunikasi yang cepat dan pemanfaatan maksimal bagi masyarakat," katanya.(MI/BEY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar