TANJUNG ARO, Kedua kalinya, di Kabupaten Limapuluh Kota, selang dua hari orang bunuh diri. Modusnya masih diperkiraan putus asa karena penyakit kronis yang diderita.
Kali ini, Rustam (58), suku Piliang, yang pekerjaan tukang di Jorong Tanjuang Aro Utara, Kenagarian Sikabu-kabu, Kecamatan Luak, Limapuluh Kota.
Kamis (17/11) kemarin istri korban sekitar pukul 6.00 pagi, tersentak. Suaminya, sudah tak bernyawa lagi. Tergantung di loteng rumah. Astaghfirullah!
Istri Rustam, Yusnidar (55) yang bersuku Melayu itu memang ibu rumah tangga yang sehari-hari mengemasi rumah dan merawat suaminya yang bersakit kronis. Penyakit kronis yang tak kunjung sembuh ini yang diperkirakan menjadi penyebab Rustam tak tahan lagi, mengakhiri hidupnya.
Kapolres Payakumbuh, AKBP H S Erlangga, membenarkan kejadian ini. Erlangga mengatakan, tindakan polisi telah melakukan olah tempat kejadian peristiwa dan lakukan visum et repertum (VET) terhadap korban. Hasilnya, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada diri korban.
Selasa (15/11) lalu, masih di pekan ini, konflik rumah tangga memang memilukan. Paling tidak ini ditengarai terjadi atas diri Iswandi (32) yang tewas gantung diri di Kincong (rimba) Batang Paik Jorong Paninjauan Kenagarian Koto Tangah Kecamatan Bukik Barisan Limapuluh Kota. Iswandi hilang sejak Sabtu pekan lalu, ditemukan Selasa (15/11) lalu oleh masyarakat.
“Wan juga nama yang menemukan Iswandi telah tewas tergantung berulat dan lebam mayat. Mayat ditemukan sekitar pukul 09.00 pagi. Posisi Iswandi yang tengah tergantung di pohon Kincong Batang Paik, 4 km dari rumahnya di Jorong Paninjauan, dihamburkan ke seluruh yang mencarinya,” ujar Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Nagari (PMDN) Kecamatan Bukik Barisan, Jaswir, mewakili Camat Edi Zein.
Awalnya, Iswandi yang menghilang dari rumah sejak Sabtu dicari oleh keluarga, para tetangga dan warga. Iswandi, menghilang bagai ditelan bumi. Para pencari tak putus asa.
Jaswir yang didampingi Kasubag Pemberitaan Humas Limapuluh Kota Edi Salman, menyebut, sejak ditemukan, setelah divisum di Puskesmas setempat, jenazah Iswandi langsung diselenggarakan oleh pihak keluarga dan warga. Kapolpos Bukik Barisan, Bripka Maydodi tampak mendampingi proses pendataan korban dan penguburannya.
“Sementara ini, hingga kami lengkapi laporan ke camat, tidak ada komplain dari pihak keluarga. Tampaknya, keluarga telah menerima kejadian ini. Kemarin, mayat korban telah dikuburkan dengan semestinya,” terang Jaswir.
Sementara itu, Kapolsek Suliki, AKP I Made Reje membenarkan kejadian ini. Lokasi kejadian peristiwa yang jauhnya 36 km dari pusat kabupaten di Sarilamak, serta jalan yang sulit tidak menghalangi proses pendataan peristiwa. Kapolsek Suliki pun telah melaporkannya ke Polres Limapuluh Kota.
Iswandi yang tewas gantung diri ini, berdasar informasi warga tengah panik dengan situasi keluarganya. Anaknya yang laki-laki berdua orang, kini yang paling besar siswa kelas 3 sekolah dasar terlihat sedih. Polemik rumah tangga sementara menjadi alasan bagi Iswandi untuk mengakhiri hidupnya. (h/dod)HALUAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar