GRESIK | Sebanyak 22 Kasek SDN dan swasta yang tergabung dalam Kelomok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Gresik, diduga telah menjual buku dan lembar kerja siswa yang hasilnya untuk berwisata ke Singapura, 28-30 Oktober lalu.
Dari informasi yang dihimpun, untuk wisata ke negeri tetangga itu, setiap orang minimal menghabiskan dana Rp 3,5 juta. Uang tersebut, didapatkan dari kerjasama antara sekolah dengan bebagai penerbit buku maupun LKS yang masuk ke sekolah itu.
Dengan perhitungan 22 SDN itu terdiri dari 2640 siswa dikalikan Rp 4000 hasil kerjasama dengan penerbit, maka uang yang terkumpul Rp 10.560.000. Itupun masih dari satu buku dalam satu semester. Padahal banyak buku dan LKS yang wajib dibeli oleh siswa dalam satu semester.
Harga buku dan LKS dari penerbit bekisar antara Rp 10.000 - 15.000. Tetapi oleh koperasi sekolah dijual kembali Rp 18.000 - Rp 22.000.
“Modusnya dengan bekerja sama dengan koperasi sekolah, jadi wali murid tidak merasa terbebani dengan pembelian buku serta LKS dan pihak penerbit juga tidak merasa bersalah, meski bukunya sangat mahal,” ujar seorang sumber, Kamis (17/11/2011).
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Hartini, saat ditemui di kantornya Jl Jaksa Agung Suprapto, pukul 14.00 WIB untuk dimintai keterangan sudah pulang dari kantornya. “Kepala UPT Sudah pulang, besok pagi lagi ke sini,” ujar seorang staf UPT Kecamatan Gresik.
Khoirul Anam, Bupati Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Gresik menilai, wisata K3S ini sangat menyakiti hati wali murid. Sebab, wali murid harus jatuh bangun membiayai anaknya agar bisa sekolah, sementara guru justru menjual buku dan LKS dengan harga mahal demi bisa bepergian ke luar negeri. “Ini sama saja membebani wali murid untuk mendapatkan biaya pendidikan murah maupun gratis,” ujar Khoirul Anam.SURYA Online -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar