Pada Hari Raya Idul Adha lalu, banyak pihak yang sudah merencanakan akan menikmati hewan kurban bersama masyarakat Pesisir Selatan. Namun niat tersebut tak kesampaian, karena banjir bandang menyapu daerah itu.
Hewan kurban yang sudah dihajatkan itu, terpaksa dipotong di Padang saja. Tetapi dagingnya tetap dibagikan untuk masyarakat korban banjir ini. Karena di lokasi banjir tidak memungkinkan pula untuk proses masak-memasak, maka masakan yang sudah jadi saja dikirimkan berupa randang.
“Kita sudah berniat akan berkurban di Pesisir Selatan. Tapi niat itu tak kesampaikan. Meski demikian, daging hewan yang sudah dipotong dan dimasak itu tetap akan kami kirimkan untuk masyarakat yang terkena musibah banjir,” ujar Rinaldi, Ketua Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI) Sumbar, didampingi wakil Ketua Edi Mawardi, usai menyerahkan masakan randang yang diterima Ketua PPNSI Pesisir Selatan, Benny Jovia, Selasa (8/11), di Padang
Randang sebanyak 100 kg itu dimasak langsung para ibu-ibu PPNSI dan sudah di-packaging dalam bentuk kotak kecil dan nantinya akan dibagikan kepada masyarakat. Ini merupakan aksi berbagi rasa, di tengah umat muslim lainnya menikmati daging kurban, saudara sesama muslim di Pesisir Selatan sibuk dengan nasibnya. Tentunya tak sempat lagi memikirkan daging kurban.
Benny Jovia yang baru tiba dari lokasi bencana menuturkan, sampai siang kemarin air sudah surut dan pada beberapa titik sudah kering, kecuali di Silaut yang merupakan daerah rawa. Namun ekonomi masyarakat setempat masih lumpuh, belum ada yang memulai aktivitas.
Meski demikian, dipastikan pasokan pangan di daerah itu mencukupi selama sepekan. Sebab banjir bandang yang melanda Pessel didahului oleh hujan lebat, tidak ada badai. Sehingga seluruh masyarakat termasuk nelayan masih dapat melaut. Hanya saja masyarakat kesulitan untuk memasak karena perabotan yang dimiliki sudah hancur dilanda banjir.
“Saya yakinkan, pasokan pangan mencukupi untuk masyarakat di daerah bencana. Sebab sebelum banjir, aktifitas masyarakat tetap berjalan seperti biasa, masih bisa melaut bagi para nelayan,” katanya.
Sementara itu, masyarakat binaan PPNSI yang berjumlah sekiotar 220 orang atau 22 kelompok tani di Pessel, cukup beruntung karena tak banyak yang menjadi korban bencana. Hanya 2 kolam ikan air tawar yang rusak karena jaringnya robek di Kecamatan IV Jurai.
Untuk membantu korban bencana yang kesulitan memasak makanan, pihaknya membuka dapur umum dengan membagikan nasi bungkus. Sejumlah organisasi dan lembaga kemanusiaan lainnya juga turut membantu pengadaan makanan ini.
Pada kesempatan itu, PPNSI merekomendasikan kepada pemerintah daerah setempat untuk melakukan penataan lahan. Dan untuk sementara perlu dilakukan moratorium alih fungsi lahan. Dan untuk masa pemulihan usai banjir, pihaknya minta agar program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti pemberdayaan masyarakat segera diluncurkan. (h/vie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar