JELANG PERAYAAN HUT SOLSEL KE-8
SOLSEL, Masyarakat Solok Selatan prihatin melihat kondisi perkantoran dinas di lingkungan kabupaten yang baru berumur 8 tahun pada 7 Januari mendatang.
Meski umumnya kantor SKPD masih mengontrak, uniknya jumlah kendaraan dinas justru jauh lebih banyak dari jumlah perkantoran.Dari fenomena yang terjadi beberapa waktu lalu, ada kendaraan roda dua berplat merah yang terjaring razia cipta kondisi karena menggunakan knalpot racing. Sementara bulan puasa kemarin, terdapat motor plat merah yang terjaring razia Pol PP karena parkir di salah satu warung kelambu, saat umat Islam lainnya tengah berpuasa.
“Banyak kendaraan plat merah yang dibawa pulang. Bahkan yang sukarelapun mendapatkan kendaraan dinas, sehingga kendaraan dinas seolah tidak terkendalikan,” ujar Isril Yani, salah seorang tokoh masyarakat Solok Selatan.
Dikatakan Isril, akhir-akhir ini sering melintas mobil baru berplat merah dengan nomor polisi Solok Selatan. “Jelas kita prihatin. Mobil baru terus mondar-mandir. Padahal kita lihat banyak SKPD yang masih mendiami kantor dinas yang dikontrak dari rumah masyarakat,” jelasnya.
Kondisi kantor kontrakan itu umumnya memiliki ruangan yang pas-pasan. Sering kali keterbatasan ruangan menjadi penghambat maksimalnya pelayanan publik. Misalnya saja Kantor Catatan Sipil. “Pertanyaan kita, banyaknya kendaraan dinas jelas menjadi beban keuangan daerah terkait dana operasional. Dulu pernah diadakan penertiban kendaraan dinas. Namun anehnya ada yang berani menolak karena merasa aset daerah itu sudah menjadi milik pribadi,” katanya.
Mengingat semua itu, masih menurut Isril, perlu penertiban dan penghitungan aset daerah, khususnya mengenai kendaraan dinas. “Tidak jarang juga kendaraan dinas yang menjadi aset daerah itu beralih fungsi. Maksudnya kendaraan pemkab digunakan oleh lembaga vertikal di daerah ini,” lanjutnya.
Ketika masalah ini dikonfirmasikan ke Kepala Dinas Perencanaan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD), Yulius, mengatakan bahwa pengadaan mobil dinas sudah melalui prosedur yang dianggarkan pada SKPD bersangkutan dan mendapat persetujuan DPRD.
“Perhitungan aset daerah untuk tahun 2011 belum dilakukan dan laporan SKPD juga belum masuk keseluruhan. Jadi, belum bisa memastikan berapa besaran asset daerah sampai saat ini,” ucap Yulius.
Tahun lalu, aset daerah Solsel sebesar Rp636 miliar lebih. Dijelaskan Yulius, beberapa jenis aset tersebut dapat berkurang nilainya. Jumlah aset tersebut belum termasuk penyusutan.
Keprihatinan masyarakat malah bertolak belakang dengan kondisi di masa mendatang. Menurut Yulius, tahun 2012 mendatang kembali bakal dianggarkan dana dari APBD untuk pengadaan mobil dinas bagi pejabat eselon II demi memperlancar tugas operasional yang bersangkutan.
“Penggantian mobil dinas itu kan bila mobil lama tidak memungkinkan lagi untuk digunakan. Misalnya, karena sering rusak sehingga menghalangi tugas. Ketahanan mobil dinas tentunya membutuhkan pemeliharaan dari SKPD masing-masing,” jelas Yulius. (h/col).HALUAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar