TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Perahu Nelayan Pasar Ikan Muara Baru, merapat di pelabuan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, Kamis (2/6). Hampir 3 bulanan para nelayan ini menangkap ikan di tengah lautan Indonesia yang kaya akan jenis ikan. Tampak para nelayan dengan gembira mengeluarkan ikan ikan besar hasil tangkapannya dari perahunya untuk dijual di Pasar Lelang Ikan Muara Baru. Macam macam jenis ikan yang mereka dapatkan, ada ikan tuna yang beratnya hampir 100 kg, tongkol, cumi, udang, kepiting, lobster dan lain lain.
INDRAMAYU - Ikan impor China menyerbu pasar Indonesia, bahkan menjejali sejumlah pasar tradisional di Indramayu. Ikan impor sudah mulai merata, tidak hanya di pasar tradisional di Indramayu. Pasar Ciroyom dan Gede Bage, Bandung, juga sudah dirambah.
Ikan-ikan tersebut disinyalir mulai masuk Indramayu pada Juni 2011. Ikan impor itu dipasok ke gudang pendingin milik Pemerintah Jawa Barat di Karangsong, Indramayu, dengan volume rata-rata 75 ton per bulan.
Masuknya ikan impor ke gudang milik pemerintah itu dipertanyakan nelayan. Nelayan kecewa, mengapa pemerintah sampai kecolongan dan membiarkannya.
"Pemerintah seharusnya melindungi nelayan. Jika tidak, ya mereka bisa mati," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Barat, Ono Surono.
Bahkan, kata Ono, saat ini saja sudah 25 persen perahu nelayan di Karangsong, Indramayu, tak lagi melaut. Kapal-kapal itu mati, akibat gempuran ikan dari luar dan cuaca yang tak mendukung.
Jika kondisi ini dibiarkan, Ono memprediksi, ke depan akan ada banyak nelayan yang mati. Sebab, ongkos melaut tak lagi sebanding dengan harga jual hasil tangkapan.
"Di Karangsong misalnya, produksi ikan 50-60 ton per hari. Tapi sekarang serapan ikan sangat sulit, nelayan harus menunggu sampai empat hari agar hasil tangkapannya laku terjual," ujar Ono.
Berbeda dengan Ono, Wakil Ketua HNSI Kabupaten Cirebon, Dade Mustofa menyebutkan, dampak bagi nelayan jika ikan impor masuk sebenarnya tergantung cuaca. Jika ikan impor saat cuaca buruk, tidak terlalu mengganggu. Sebab, banyak nelayan tak melaut saat cuaca buruk. Namun jika ikan impor masuk saat banyak nelayan yang melaut, tentu nelayan akan mati.
"Saat ini kebetulan cuaca sedang tak bersahabat dan nelayan pun banyak yang beristirahat melaut. Bagi yang butuh ikan tentu sangat terbantu. Tapi akhir Februari cuaca mulai bagus dan nelayan mulai melaut," ujar Dade.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Jawa Barat (Jabar), Ahmad Hadadi, mengatakan masuknya berbagai jenis ikan impor ke gudang pendingin di Karangsong, Indramayu, di luar tanggung jawab instansinya.
"Kami hanya menyediakan gudang pendingin untuk membantu masyarakat menjaga kualitas ikannya. Ikan dari mana pun, selama pemiliknya jelas, boleh disimpan di gudang pendingin itu," ujarnya ketika dihubungi Tribun melalui ponselnya, Senin (9/1/2012).
Ia mengaku siapa pun bisa menyimpan ika di gudang itu itu asalkan bisa menunjukkan dokumen yang jelas tentang kepemilikan ikan. Menurutnya, masalah impor ikan merupakan urusan pusat, yakni Kementerian Perikanan dan Kelautan, sebagai pihak yang mengeluarkan izin impor ikan.
"Kalau perusahaan (importirnya) berasal dari Jawa Barat, itu memang berdasarkan rekomendasi saya," kata Hadadi, yang berjanji bakal segera mengecek ke gudang pendingin Karangsong.
"Jika ada ikan ilegal yang masuk, kami akan laporkan kepada pihak kepolisian," ujarnya.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom | Sumber: Tribun Jabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar