MEDAN - Praktik manipulasi tugas akhir berupa tesis untuk mahasiswa strata dua (S2) dan strata satu (S1) terjadi di Medan. Biaya satu tesis atau skripsi bervariasi tergantung order si pemesan. Bila tesis lengkap, harga paling mahal dibanderol Rp 10 juta.
Sedikitnya, tiga "biro jasa" terselubung dan bekerja memakai model sindikat dan tertutup untuk penyelesaian tugas akhir di Medan yang berhasil ditelusuri Tribun Medan, beberapa hari terakhir. Satu biro jasa berpraktik di wilayah Medan Selayang (Tanjung Sari), satunya di Medan Baru (Padang Bulan), dan satu lagi di Medan Kota.
Di Medan Selayang, si pemilik jasa merupakan alumnus perguruan tinggi swasta (PTS) di kawasan Tanjung Sari.
Di Medan Baru, si pemilik jasa adalah alumnus perguruan tinggi negeri (PTN) di Medan. Sedangkan di Medan Kota, si pembuat skripsi adalah alumnus PTS.
Di Medan Baru, si pemilik jasa adalah alumnus perguruan tinggi negeri (PTN) di Medan. Sedangkan di Medan Kota, si pembuat skripsi adalah alumnus PTS.
Kepada Tribun Medan (Tribunnews.com Network), mereka bersedia membuka praktik ilegal di dunia perguruan tinggi itu asalkan namanya dirahasiakan.
"Per bulan saya bisa menyelesaikan lima tugas akhir. Semua skripsi atau semuanya tesis, atau gabungan skripsi ataupun tesis. Saya sengaja membatasi jumlah tugas akhir maksimal lima agar hasilnya lebih maksimal," kata BR, pemilik jasa tugas akhir di kawasan Medan Baru, Senin (9/1/2012).
Sejak melakoni pekerjaan pembuat skripsi pada tahun 2000 dan 2002, diperkirakan sudah ribuan tugas akhir dibuatnya. BR adalah Lulusan fakulktas ekonomi jurusan manajemen di PTN. Ia mengaku sudah melakoni praktik tempa-menempa tugas akhir sejak 2003 ketika masih kuliah di semester lima.
"Waktu itu iseng-iseng saja membantu mengerjakan skripsi senior saya. Saya lihat, ternyata mengerjakannya tidak sulit. Saya coba-coba, ternyata bisa. Skripsi senior yang saya kerjakan diterima dosen pembimbing dan pengujinya. Sejak saat itu saya mulai menerima order hingga sekarang," kata pria 27 tahun ini.
Dalam perkembangannya, kata BR, ia mulai mencoba untuk mengerjakan tesis. Niat mengerjakan tesis ini, kata BR, muncul bukan setelah ia lulus kuliah. Saat masih kuliah S1, ia mulai mencoba-coba mengerjakan tesis mahasiswa pascasarjana di fakultas ekonomi.
Menurutnya, proses pembuatan skripsi dan tesis mahasiswa ekonomi yang relatif tidak berbeda menjadi alasan BR untuk mengerjakan tugas akhir S2. Hebatnya, BR justru tak hanya mampu mengerjakan tugas akhir mahasiswa ekonomi.
Tugas akhir mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (ISIP), teknik, atau kesehatan masyarakat juga dikerjakan BR.
"Saya tinggal melihat dari contoh-contoh skripsi atau tesis yang sudah ada. Tinggal melihat bagaimana metode penelitiannya dan sebagainya, kemudian saya terapkan saat mengerjakan pesanan mahasiswa di sini," katanya.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom | Sumber: Tribun Medan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar