Dua RUU anti pembajakan yang kontroversial tengah "diendapkan", mengundang dua kubu pro dan kotra terlibat dalam lobi besar yang berbiaya jutaan dolar di Amerika Serikat.
Total 145 perusahaan dan organisasi melobi parlemen untuk dan menentang Stop Online Piracy Act (SOPA), sementara 157 kelompok tengah melobi untuk melawan RUU pasangannya, the Protect Intellectual Property Act (PIPA), di Senat.
Comcast yang mendukung RUU itu, sejauh ini menjadi pelobi terbesar, mengeluarkan 5 juta dolar untuk masalah ini, kata laporan CNN mengutip Center for Responsive Politics.
Di kubu yang menentang, Google dilaporkan sebagai pelobi terbesarnya dengan menghabiskan sekitar 4 juta dolar. Total biaya lobi itu merupakan perkiraan kasar, karena perusahaan sering memasukkan masalah dan isu-isu lainnya dalam laporan lobinya terhadap Kongres.
SOPA dan PIPA diusulkan dengan tujuan untuk menindak pelanggaran hak cipta dengan membatasi akses ke situs-situs Internet yang menyediakan atau memfasilitasi konten bajakan.
Meskipun para penentang RUU itu setuju bahwa melindungi konten merupakan tujuan yang layak, namun mereka berpendapat bahwa isinya efektif memungkinkan adanya sensor dan banyak potensi konsekuensi yang tidak diinginkan.
Para pendukung besar RUU itu terutama berasal dari industri perdagangan dan media, seperti Visa, Mastercard, yang menghabiskan beberapa ratus ribu dolar, juga National Amusements, AT & T, News Corp, dan Time Warner, perusahaan induk CNNMoney.
Industri rekaman dan motion picture juga menghabiskan banyak dalam lobi untuk mendukung RUU itu.
Sementara oposisi dipimpin oleh perusahaan-perusahaan Internet seperti eBay, Yahoo, Amazon, lembaga pendaftaran domain Web, the Internet Corporation for Assigned Names and Numbers.
Tetapi, beberapa nama tidak terduga juga melobi Kongres terkait SOPA dan PIPA di antaranya Tiffany, Ultimate Fighting Championship, dan Pepsi.
Itu merupakan upaya lobi yang luar biasa di kedua belah pihak, meskipun belum mampu memecahkan daftar 10 lobi RUU terbesar 2011.
Setelah protes masif dari perusahaan-perusahaan teknologi baik secara online maupun fisik, voting SOPA dan PIPA resmi ditunda pada 20 Januari lalu.
(*)
Editor: Suryanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar