Ini kabar gembira bagi masyarakat Sumatera Barat. Dari 1.000 km jalan tol yang diprogramkan pemerintah pusat, Sumbar mendapatkan 220 km masing-masing untuk ruas jalan Padang-Bukittinggi 54 km dan Bukittinggi-Riau sepanjang 166 km.
PADANG, Sumbar akan membangun jalan tol pada ruas jalan Padang-Bukittinggi dan Bukittinggi-Pekanbaru. Kehadiran jalan tol ini diharapkan dapat mengurai kemacetan yang kini sering terjadi, apalagi di saat liburan.
Sebagai pelaksana pembangunan akan dibentuk PT Jasa Marga Sumbar, yang bertanggung jawab untuk seluruh pekerjaan termasuk soal investasi atau modal pembangunannya. Meski demikian tetap ada sharing dengan Pemprov Sumbar. Bentuknya akan dibicarakan pada tahap berikutnya.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno kepada wartawan usai memimpin rapat koordinasi membahas pembebasan lahan jalan Sicincin-Malalak Kamis (26/1), di Gubernuran Sumbar menjelaskan, kemacetan ruas jalan Padang-Bukittinggi dari waktu ke waktu semakin parah. Untuk itu perlu dipikirkan solusinya. Saat ini sudah ada jalan Sicincin-Malalak yang mulai dibangun sejak 6 tahun silam sebagai jalur alternatif. Namun dalam pelaksanaan pembangunannya terkendala masalah pembebasan lahan. Sampai saat ini masih menyisakan sejumlah titik yang belum dibebaskan.
Sementara Menteri BUMN Dahlan Iskan, sejalan dengan program nasional untuk penambahan jalan menawarkan pembangunan jalan tol di Sumbar, terutama untuk mengatasi kemacetan jalur Padang-Bukittinggi. Apalagi April mendatang, Kelok 9 mulai dioperasikan maka diperkirakan kemacetan lalu lintas Padang-Bukittinggi makin meningkat.
Irwan yang didampingi Asisten II Syafrial dan Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Sumbar Suprapto lebih jauh menjelaskan, ada 3 alternatif jalan tol itu yang masing-masingnya akan dikaji lagi, yaitu dengan membuat jalan baru dari Duku-Sicincin-Kayutanam-Lembah Anai berupa jembatan layang.
Sedangkan opsi kedua adalah dengan pelebaran jalan Padang-Bikittinggi. Tetapi pilihan ini agaknya sulit direaliasikan karena di sepanjang Lembah Anai merupakan kawasan hutan lindung.
Untuk alternatif ketiga, ruas jalan Duku-Kantor Bupati Padang Pariaman, Sicincin-Malalak-Balingka-Ngarai Sianok.
“Bila pilihan ketiga yang akan dipilih maka masalah lahan Sicincin-Malalak harus dibebaskan dulu. Karena itu kita genjot masing-masing Pemkab untuk menyelesaikannya,” katanya.
Menjawab pertanyaan wartawan kapan dapat direalisasikan, Irwan menegaskan, secepatnya. Sebab ini program pemerintah yang memang sudah direncanakan. Bila semua urusannya berjalan lancar, maka tahun ini sudah bisa dimulai.
Menurut Suprapto, dari 1.000 km jalan tol yang diprogramkan pemerintah, Sumbar mendapatkan 120 km, masing-masing untuk ruas jalan Padang-Bukittinggi 54 km dan Bukittinggi-Pekanbaru (Riau) sepanjang 166 km.
11 Titik Lagi
Tentang jalan Sicincin-Malalak, Gubernur Sumbar tak dapat menerima penjelasan jajaran Pemkab Agam yang merasa takut turun ke lapangan dan mengaku sulit melakukan pendekatan untuk pembebasan lahan ruas jalan Sicincin-Malalak. Sampai saat ini, masih tersisa 11 titik yang belum dibebaskan.
Kendalanya, masyarakat minta harga ganti rugi dinaikkan dari yang disepakati sebelumnya pada 4 titik, 6 titik lainnya minta ganti rugi tanahnya dengan tanah juga serta 1 titik lagi terkendala karena ada anggota keluarganya yang belum sepakat sementara lahannya sudah diserahkan sebelumnya untuk Dinas Pendidikan setempat.
“Saya tidak bisa terima pernyataan Kabag Pertanahan. Lakukan berbagai pendekatan dengan masyarakat, bila perlu Bupati langsung turun ke lapangan. Kadangkala masyarakat menginginkan pimpinannya langsung yang menyapanya,” kata Irwan Prayitno.
Irwan sempat bersuara dengan nada tinggi saat mendengar pernyataan Kabag Pertanahan Agam, yang menyebutkan kewalahan karena masyarakat selalu menaikkan harga padahal sudah disepakati sebelumnya. Harga yang diajukan masyarakat sangat jauh dari yang sudah ditetapkan.
Lalu, sebagian anggota Tim Pembebasan Lahan sudah menyerah dan angkat tangan, bila masalahnya masih seperti itu juga. Mereka tak sanggup lagi turun ke lapangan.
Akhirnya, Sekdakab Agam Syafirman Aziz menyanggupi untuk menuntaskan 11 titik yang tersisa itu dalam waktu sepekan. Bila di luar yang 11 titik itu masih ada yang tidak dapat disentuh untuk dikerjakan, diminta Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Sumbar dapat melaporkannya.
Sedangkan di Padang Pariaman, kelanjutan pembangunan jalan Sicincin-Malalak terkendala pada 11 titik yang belum bebas. Bupati Ali Mukhni berjanji, Sabtu (28/1) pihaknya akan turun ke lapangan menyelesaikannya dan segera dilaporkan ke Gubernur Sumbar. Persoalannya hanya soal pemilik lahan tidak punya lahan lain sebagai lokasi perumahan dan garapan. Mereka bersedia menyerahkan asalkan diganti lahan di tempat lain.
Dikatakan Irwan, ini adalah rapat terakhir untuk membicarakan Sicincin-Malalak. Sudah cukup lama membicarakan masalah ini saja sejak dimulai pembangunannya 6 tahun lalu. Karena itu, pihaknya mengharapkan pejabat yang hadir adalah kepala daerah langsung. Namun Bupati Agam Indra Catri hanya mengirimkan wakilnya Sekdakab dan Kabag Pertanahan.
Untuk itu, apapun caranya, persoalan lahan ruas jalan Sicincin-Malalak harus dituntaskan. Pekerjaan ini sudah dimulai sejak 6 tahun, dan pemerintah pusat sudah menghentikan alokasi dana untuk pekerjaan jalan, kecuali untuk pembangunan 9 unit jembatan. Bila Bupati tidak sanggup menyelesaikannya, maka dia bersedia turun ke lapangan menemui masyarakat.
“Ini adalah rapat terakhir membahas Sicincin-Malalak. Bupati harus dapat menuntaskan pembebasan lahannya. Bila tidak sanggup, saya siap ke lapangan menemui masyarakat. Semua pasti ada jalannya, yang pasti minta petunjuk pada Yang Maha Kuasa,” tegas Irwan. (h/vie)http://www.harianhaluan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar