KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWANPetugas kepolisian di pos pengamanan Kantor Pos Besar Yogyakarta kewalahan mengatur lalu lintas yang menumpuk di perempatan titik nol kilometer Yogyakarta, Minggu (1/1/2012) di Yogyakarta. Para pengendara sebagian besar nekat menerobos lampu maupun rambu-rambu lalu lintas.
YOGYAKARTA,Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X menyatakan, solusi mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas di Kota Yogyakarta, khususnya di Jalan Malioboro, tidak bisa ditunda lagi. "Jika terus ditunda-tunda, maka permasalahan ini akan semakin besar dan pada akhirnya sulit dipecahkan. Masyarakat pun menjadi tidak nyaman," kata Sri Sultan di Yogyakarta, Selasa (3/1/2012).
Sultan mengatakan, pada libur panjang akhir tahun lalu dapat dilihat dengan jelas kemacetan di Jalan Malioboro dan di jalan-jalan sekitarnya. Bahkan, kepadatan arus lalu lintas tersebut kini tidak hanya terjadi saat libur panjang, namun juga sudah mulai terjadi saat akhir pekan. "Karenanya, saya mohon ke kota, permasalahan ini tidak bisa ditunda lagi. Yang diperlukan saat ini adalah aksi dan bukan lagi studi-studi," tegasnya.
Menurut dia, salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemacetan arus lalu lintas tersebut adalah dengan menyediakan lokasi-lokasi parkir di Malioboro dan mengubah ruas jalan tersebut sebagai pedestrian. Ia memperkirakan, luas lahan parkir yang harus tersedia agar masalah kemacetan tersebut dapat terselesaikan adalah sekitar 30.000 meter persegi. "Saat Malioboro difungsikan sebagai pedestrian, maka ruas-ruas jalan di sekitarnya akan menjadi macet. Sehingga lahan parkir yang diperlukan harus cukup luas," katanya.
Sejumlah upaya lain yang bisa dilakukan untuk membagi kepadatan di Jalan Malioboro adalah dengan menambah fasilitas pendukung di luar Malioboro, seperti pusat perbelanjaan di PJKA dan di Stadion Kridosono. Selain itu, lanjut dia, juga tetap diperlukan infrastruktur lain yang terpelihara dengan baik. "Dengan demikian, akan tercipta suatu kondisi yang baik, yaitu tidak hanya Yogyakarta sebagai kota berbudaya tetapi juga menjadi budaya kota," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DIY Tjipto Haribowo mengatakan, kemacetan di Jalan Malioboro disebabkan banyaknya warga yang ingin melintas di ruas jalan tersebut. "Penyediaan lahan parkir sangat perlu. Bisa dilakukan dengan parkir bertingkat yang tidak membutuhkan lokasi yang luas," katanya.
Ia mengatakan, dengan luas 500 meter persegi sudah akan mampu menampung sebanyak 200 unit mobil sehingga apabila dibuat bertingkat, maka daya tampungnya akan semakin banyak
.TERKAIT:
Sumber :
Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar