Cianjur - Siti Aisyah (9), warga Kampung Caringin, Desa Sukarame, Kecamatan Sukanagara, Cianjur, Jabar, mengalami lumpuh setelah menjalani operasi di RSUD Cianjur.
Anak kedua pasangan Asep Jaenudin (45) dan Dedeh (39), sebelumnya sempat didiagnosa memiliki amandel yang sudah membesar dan harus dioperasi. Sehingga pihak puskesmas memberikan rujukan ke RSUD Cianjur.
"Anak saya sempat dirawat, sebelum dioperasi. Namun diagnosa dokter di rumah sakit, menyebutkan anak saya, memiliki penyakit usus buntu dan harus dioperasi. Saya sempat kaget, mendapat kabar tersebut," kata Asep.
Hingga akhirnya Siti menjalani operasi usus buntu, sesuai dengan diagnose tim medis RSUD Cianjur. Namun, setelah beberapa hari usai dioperasi, Siti mengalami lumpuh, dan hanya tergolek lemah di kasur.
"Hanya beberapa hari berselang, anak saya tidak bisa mengerakan kedua kakinya. Bahkan suaranya pun hilang. Kami kembali mendatangi rumah sakit, untuk meminta penjelasan," ucpanya dengan nada kesal.
Namun hingga saat ini, pihak rumah sakit, belum memberikan keterangan dan bentuk pertangungjawaban terhadap tuntutan pihak keluarga. Dimana pihak keluarga, meminta pihak RSUd Cianjur, mengembalikan kondisi Siti, seperti semula.
"Sangat-sangat kecewa, karena pihak rumah sakit, terkesan acauh ta acuh dengan laporan dan kondisi anak kami yang awalnya sehat, tiba-tiba lumpuh. Kami hanya meminta anak kami sehat seperti semula," tandasnya.
Wakil Direktur RSUD Cianjur, dr Tonton Suryotomo, mengaku, tidak bisa menjawab penyakit apa yang diderita pasien. Namun, kata dia, yang bisa menjawab hanyalah dokter yang menanganinya.
"Kita punya peraturan, yang mengetahui penyakit dan menjawab adalah dokter. Selain itu, harus seijin dan persetujuan keluarga pasien," katanya.
Dia kembali mengulang alasan, pihak RSUD Cianjur, belum biasa memberikan penjelasan terkait penyakit yang diderita pasien tersebut. Pasalnya, jelas dia, hal tersebut harus sesuai prosedur, dan penanganan dari dokter yang menanganinya.
(KR,FKR)
Anak kedua pasangan Asep Jaenudin (45) dan Dedeh (39), sebelumnya sempat didiagnosa memiliki amandel yang sudah membesar dan harus dioperasi. Sehingga pihak puskesmas memberikan rujukan ke RSUD Cianjur.
"Anak saya sempat dirawat, sebelum dioperasi. Namun diagnosa dokter di rumah sakit, menyebutkan anak saya, memiliki penyakit usus buntu dan harus dioperasi. Saya sempat kaget, mendapat kabar tersebut," kata Asep.
Hingga akhirnya Siti menjalani operasi usus buntu, sesuai dengan diagnose tim medis RSUD Cianjur. Namun, setelah beberapa hari usai dioperasi, Siti mengalami lumpuh, dan hanya tergolek lemah di kasur.
"Hanya beberapa hari berselang, anak saya tidak bisa mengerakan kedua kakinya. Bahkan suaranya pun hilang. Kami kembali mendatangi rumah sakit, untuk meminta penjelasan," ucpanya dengan nada kesal.
Namun hingga saat ini, pihak rumah sakit, belum memberikan keterangan dan bentuk pertangungjawaban terhadap tuntutan pihak keluarga. Dimana pihak keluarga, meminta pihak RSUd Cianjur, mengembalikan kondisi Siti, seperti semula.
"Sangat-sangat kecewa, karena pihak rumah sakit, terkesan acauh ta acuh dengan laporan dan kondisi anak kami yang awalnya sehat, tiba-tiba lumpuh. Kami hanya meminta anak kami sehat seperti semula," tandasnya.
Wakil Direktur RSUD Cianjur, dr Tonton Suryotomo, mengaku, tidak bisa menjawab penyakit apa yang diderita pasien. Namun, kata dia, yang bisa menjawab hanyalah dokter yang menanganinya.
"Kita punya peraturan, yang mengetahui penyakit dan menjawab adalah dokter. Selain itu, harus seijin dan persetujuan keluarga pasien," katanya.
Dia kembali mengulang alasan, pihak RSUD Cianjur, belum biasa memberikan penjelasan terkait penyakit yang diderita pasien tersebut. Pasalnya, jelas dia, hal tersebut harus sesuai prosedur, dan penanganan dari dokter yang menanganinya.
(KR,FKR)
Editor: Suryanto (ANT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar