KECEWA DENGAN PEMKO
PADANG, Donatur CMG Global Malaysia yang bermarkas di Dumai kecewa dengan Pemko Padang, dan mengancam tidak akan lagi memberikan bantuan untuk masyarakat miskin dan korban gempa di Padang.
CEO CMG Global Muhammad Asmi kepada Haluan mengaku, ia merasa dipermainkan Pemko Padang, karena kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya sangat jauh berbeda dengan kenyataan. Pemko juga dinilai lalai, dan tak bisa memelihara asset bantuan, karena sebagian bantuan yang diberikan raib tanpa bisa dipertanggungjawabkan.
Kesepakatan awal, CMG Global memberikan bantuan material bangunan sebanyak 60 unit rumah untuk 60 Kepala Keluarga (KK) dari kalangan warga miskin dan korban gempa di Padang. Sedangkan Pemko berjanji akan mengerahkan 300 pekerja untuk membangun rumah itu dalam durasi dua bulan, yang dilengkapi dengan pembebasan lahan di Jalan Adinegoro Dalam kawasan Lubuk Buaya Padang, fasilitas jalan, air bersih, listrik dan drainase.
Namun kenyataannya, sebelum proyek itu berjalan, ternyata material bangunan banyak yang hilang. Padahal material bangunan itu disimpan di gudang Pemko Padang. Akibatnya, dari 60 unit rumah yang akan dibangun, material yang tersedia hanya untuk 50 unit bangunan. Tidak itu saja, janji Pemko Padang yang akan mengerahkan 300 pekerja juga tidak terbukti.
“Pekerja yang dikerahkan Pemko hanya sekitar lima hingga 20 orang. Tentu saja jumlah itu sangat sedikit dan bisa membutuhkan waktu lama. Padahal janji awalnya dalam dua bulan pembangunan selesai. Akibat masalah itu, pembangunan jadi terhenti beberapa bulan,” ujar Muhammad Asmi kepada Haluan, Rabu (15/2).
Beruntung waktu itu perkumpulan Budha Tzu Chi merasa tergugah dan bersedia mengerahkan dan mendanai 300 pekerja untuk membangun 50 unit rumah. Hingga Rabu kemarin, pembangunan rumah tersebut telah usai 85 persen. Hanya lima unit rumah lagi yang belum dikerjakan sama sekali dan akhir Maret 2012 ditargetkan rampung 100 persen.
Ketika pembangunan rumah itu hampir rampung, kini donatur lagi-lagi dipusingkan dengan ulah Pemko. Kali ini janji penyediaan arus listrik, drainase, air bersih juga tidak terpenuhi sesuai kesepakatan.
“Bagaimana mau serah terima rumah ini, sementara fasilitas listrik, air bersih dan drainse tidak ada. Jangan sampai kami beri bantuan, tapi kami yang dimarahi masyarakat. Jika Pemko Padang tidak mau tahu dengan kondisi ini, kami tidak akan pernah lagi memberikan bantuan ke Padang. Biarlah dialihkan untuk ke daerah lain,” tegas Muhammad Asmi.
Rumah yang dibangun di Jalan Adinegoro Dalam, Lubuk Buaya Padang itu merupakan rumah yang didesain tahan gempa 9 SR. (h/wan)
http://www.harianhaluan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar