KOMPAS/A PONCO ANGGOROWarga bersama tim SAR, polisi, dan tentara bekerja sama mengangkut material longsoran dari rumah yang tertimbun longsor untuk mencari warga yang belum ditemukan akibat tertimbun longsor di Kuda Mati, Kecamatan Nusaniwe, Ambon, Maluku, Minggu (27/5/2012). Longsor di dua tempat di Ambon telah menyebabkan delapan orang tewas.
Korban musibah tanah longsor akibat hujan deras yang mengguyur Kota Ambon sejak akhir Mei lalu hingga kini terus bertambah. Terhitung sejak 27 Mei hingga 8 Juni 2012, bencana longsor di Kota Ambon menyebabkan 65 rumah warga rusak berat, dan 161 rusak ringan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon Tjokro Broery di Ambon, Senin (11/6/2012) mengatakan, sejak 27 Mei hingga saat ini jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan akibat bencana banjir dan tanah longsor sudah mencapai 226 unit. “Kalau 27 Mei lalu, rumah rusak berat 26 unit dan sekarang sudah 65. Untuk rusak ringan 73 unit, sekarang sudah bertambah menjadi 161 unit,” kata Broery.
Broery mengatakan, bencana alam berupa banjir dan longsor terjadi di sejumlah kecamatan di Kota Ambon yakni Kecamatan Nusaniwe, Sirimau, Kecamatan Baguala dan Kecamatan Leitimur Selatan. Akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini sebanyak 26 Kepala Keluarga (KK) harus mengungsi di sejumlah tempat yang dianggap aman.
Sebagian warga hingga kini masih mengungsi di rumah ibadah dan juga Kantor Pemerintahan. “Dari 26 KK yang telah mengungsi 16 KK mengungsi di Kantor Camat Teluk Ambon Baguala, dan empat KK di Masjid Passo. Sementara 3 KK di Bere-bere, satu KK di Kelurahan Kudamati dan tiga KK di Urimesing mengungsi ke keluarga terdekat,” ucapnya.
Selain itu, Broery juga menyatakan, ada beberapa jembatan di Kota Ambon yang nyaris putus akibat pengikisan air oleh derasnya banjir yang terjadi beberapa hari kemarin. “Jembatan beton Wai Nener Amahusu dan jembatan Baja Wai Batu Gajah terancam putus. Sedangkan Talud sungai Wai Batu Gajah PLN sepanjang 30 meter dan talud sungai Wai Batu Gajah di samping kantor lurah juga roboh,” ungkap Broery.
http://regional.kompas.com
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon Tjokro Broery di Ambon, Senin (11/6/2012) mengatakan, sejak 27 Mei hingga saat ini jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan akibat bencana banjir dan tanah longsor sudah mencapai 226 unit. “Kalau 27 Mei lalu, rumah rusak berat 26 unit dan sekarang sudah 65. Untuk rusak ringan 73 unit, sekarang sudah bertambah menjadi 161 unit,” kata Broery.
Broery mengatakan, bencana alam berupa banjir dan longsor terjadi di sejumlah kecamatan di Kota Ambon yakni Kecamatan Nusaniwe, Sirimau, Kecamatan Baguala dan Kecamatan Leitimur Selatan. Akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini sebanyak 26 Kepala Keluarga (KK) harus mengungsi di sejumlah tempat yang dianggap aman.
Sebagian warga hingga kini masih mengungsi di rumah ibadah dan juga Kantor Pemerintahan. “Dari 26 KK yang telah mengungsi 16 KK mengungsi di Kantor Camat Teluk Ambon Baguala, dan empat KK di Masjid Passo. Sementara 3 KK di Bere-bere, satu KK di Kelurahan Kudamati dan tiga KK di Urimesing mengungsi ke keluarga terdekat,” ucapnya.
Selain itu, Broery juga menyatakan, ada beberapa jembatan di Kota Ambon yang nyaris putus akibat pengikisan air oleh derasnya banjir yang terjadi beberapa hari kemarin. “Jembatan beton Wai Nener Amahusu dan jembatan Baja Wai Batu Gajah terancam putus. Sedangkan Talud sungai Wai Batu Gajah PLN sepanjang 30 meter dan talud sungai Wai Batu Gajah di samping kantor lurah juga roboh,” ungkap Broery.
http://regional.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar