"Lebaran ada kemungkinan bisa bareng. Walau Muhammadiyah duluan satu hari puasanya, pemerintah dan nahdliyin satu hari kemudian. Diperkirakan Ramadan 30 hari, nah jadi akan sama lebarannya," kata Ketua MUI Amidhan saat dikonfirmasi, Kamis (5/7/2012).
Amidhan menjelaskan, perbedaan awal puasa jangan dibesar-besarkan. Toh, pada hari-hari biasa pun setiap orang ada yang puasa Senin-Kamis atau puasa Daud. Lagipula, masing-masing memiliki argumen.
"Pemerintah baru akan melihat bulan pada 19 Juli, dalam sidang isbat," jelasnya.
Amidhan menjelaskan, pemahaman Muhammadiyah soal penetapan awal puasa berdasarkan wujudul hilal atau asal ada bulan. Jadi, walaupun tengah derajat di atas ufuk, tetap masuk awal puasa. Sedang pemerintah dan NU berdasarkan rukyah.
"Dengan posisi bulan di atas 2 derajat, itu ketentuan negara di Asia Tenggara dan astronomi. Kalau di bawah 2 derajat, bulan tidak bisa dilihat. Kalau ada yang bisa melihat itu ditolak," jelasnya.
Sedangkan Muhammadiyah melihat berdasarkan hisab. "Bulan di atas 0 derajat, kurang dari 2 derajat, dia tetap masuk puasa," tuturnya.
http://news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar