Ary Wibowo/ Kompas.com
Empat suporter tim nasional Indonesia yang rela menggadaikan motor dan laptop demi menonton skuad "Merah Putih" bertandingan di Piala AFF 2012 di Malaysia.
Indonesia memang terkenal memiliki dukungan suporter sepak bola yang luar biasa. Jika tim nasional Indonesia bertanding di Jakarta, sudah pasti mereka akan mengubah Stadion Gelora Bung Karno menjadi lautan merah putih. Namun, lain cerita jika mereka memberikan dukungan di luar negeri.
Demi menyaksikan skuad "Merah Putih" berlaga di Piala AFF 2012 di Malaysia, sekitar 30 suporter gabungan dari Makassar dan Jakarta memutuskan untuk mengunjungi "Negeri Jiran". Mereka pun menanggalkan fanatisme klubnya masing-masing demi "Garuda" di dada.
Empat suporter "The Macz Man" (pendukung PSM Makassar), yaitu Aca, Wiwin, Rifky, dan Galang, saat ditemui Kompas.com, bercerita banyak tentang kisah rekan-rekannya mengunjungi Malaysia demi menyaksikan Rasyid Asyahid Bakrie dan kawan-kawan secara langsung.
"Dari Makassar kita cuma berenam. Lalu berkumpul di Jakarta untuk berkoordinasi dengan teman-teman lainnya untuk datang ke Malaysia naik pesawat," ujar Aca (23) saat berbincang dengan wartawan Kompas.com, Ary Wibowo, di Hotel Palace of Golden Horses, Kuala Lumpur, Kamis (29/11/2012).
Lantas bagaimana cara mereka mengumpulkan uang untuk membeli tiket pesawat? Keempat suporter itu mempunyai cara tersendiri untuk hal tersebut. Aca mengatakan, dia dan rekan-rekannya mengumpulkan duit masing-masing sekitar Rp 5 juta untuk bertahan hidup di Malaysia.
"Duit itu dari tabunganku selama delapan bulan. Sebenarnya masih kurang untuk ongkos ke sini (Malaysia). Lalu, aku putuskan untuk menjual laptop dan akhirnya cukup. Ya, kalau ada rezeki pasti kembali laptopnya," tutur pria yang mengaku baru lulus dari Universitas STMIK Makassar ini.
Bahkan, ketika berada di Jakarta, Aca mengaku sempat mendapatkan panggilan kerja dari salah satu bank swasta di Makassar. Namun, kesempatan itu pun rela ia tinggalkan. "Aku merasa tanggung untuk kembali ke Makassar. Apalagi, tujuan kita sudah mantap dari awal dengan teman-teman untuk mendukung timnas," katanya.
Beda dengan Aca, Wiwin bisa dibilang lebih nekat untuk mengumpulkan uang untuk ongkos ke Malaysia. Dia rela menggadaikan sepeda motornya demi menonton timnas. "Sekarang aku tidak mau memikirkan masalah bagaimana bayar (gadai motor) dulu. Nanti saja kalau sudah pulang ke Makassar. Saat ini aku ingin memberikan dukungan penuh ke timnas," kata Wiwin.
Lain halnya dengan Andi. Pria yang tercatat sebagai mahasiswa semester V Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar itu mengaku rela meninggalkan ujian tengah semester (UTS) untuk bisa menyaksikan langsung Andik Vermansyah dan kawan-kawan berlaga di Malaysia.
"Hanya satu tujuan kami di sini, yaitu untuk mendukung timnas. Semoga timnas bisa lolos dari grup. Kami hanya ingin timnas terus bermain bagus. Syukur-syukur biasa juara. Itu saja sudah cukup membayar apa yang sudah kami lakukan ini," harap Andi.
Pengorbanan yang dilakukan Aca dan kawan-kawan ini memang patut diberi apresiasi. Lihat saja, usaha yang mereka lakukan demi kejayaan Ibu Pertiwi. Dalam benak mereka tentunya juga sama dengan mimpi 240 juta penduduk Indonesia, yaitu berharap agar perjuangan timnas di Malaysia ini bisa mengakhiri prestasi timnas yang kini sedang mati suri.
sumber
Demi menyaksikan skuad "Merah Putih" berlaga di Piala AFF 2012 di Malaysia, sekitar 30 suporter gabungan dari Makassar dan Jakarta memutuskan untuk mengunjungi "Negeri Jiran". Mereka pun menanggalkan fanatisme klubnya masing-masing demi "Garuda" di dada.
Empat suporter "The Macz Man" (pendukung PSM Makassar), yaitu Aca, Wiwin, Rifky, dan Galang, saat ditemui Kompas.com, bercerita banyak tentang kisah rekan-rekannya mengunjungi Malaysia demi menyaksikan Rasyid Asyahid Bakrie dan kawan-kawan secara langsung.
"Dari Makassar kita cuma berenam. Lalu berkumpul di Jakarta untuk berkoordinasi dengan teman-teman lainnya untuk datang ke Malaysia naik pesawat," ujar Aca (23) saat berbincang dengan wartawan Kompas.com, Ary Wibowo, di Hotel Palace of Golden Horses, Kuala Lumpur, Kamis (29/11/2012).
Lantas bagaimana cara mereka mengumpulkan uang untuk membeli tiket pesawat? Keempat suporter itu mempunyai cara tersendiri untuk hal tersebut. Aca mengatakan, dia dan rekan-rekannya mengumpulkan duit masing-masing sekitar Rp 5 juta untuk bertahan hidup di Malaysia.
"Duit itu dari tabunganku selama delapan bulan. Sebenarnya masih kurang untuk ongkos ke sini (Malaysia). Lalu, aku putuskan untuk menjual laptop dan akhirnya cukup. Ya, kalau ada rezeki pasti kembali laptopnya," tutur pria yang mengaku baru lulus dari Universitas STMIK Makassar ini.
Bahkan, ketika berada di Jakarta, Aca mengaku sempat mendapatkan panggilan kerja dari salah satu bank swasta di Makassar. Namun, kesempatan itu pun rela ia tinggalkan. "Aku merasa tanggung untuk kembali ke Makassar. Apalagi, tujuan kita sudah mantap dari awal dengan teman-teman untuk mendukung timnas," katanya.
Beda dengan Aca, Wiwin bisa dibilang lebih nekat untuk mengumpulkan uang untuk ongkos ke Malaysia. Dia rela menggadaikan sepeda motornya demi menonton timnas. "Sekarang aku tidak mau memikirkan masalah bagaimana bayar (gadai motor) dulu. Nanti saja kalau sudah pulang ke Makassar. Saat ini aku ingin memberikan dukungan penuh ke timnas," kata Wiwin.
Lain halnya dengan Andi. Pria yang tercatat sebagai mahasiswa semester V Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar itu mengaku rela meninggalkan ujian tengah semester (UTS) untuk bisa menyaksikan langsung Andik Vermansyah dan kawan-kawan berlaga di Malaysia.
"Hanya satu tujuan kami di sini, yaitu untuk mendukung timnas. Semoga timnas bisa lolos dari grup. Kami hanya ingin timnas terus bermain bagus. Syukur-syukur biasa juara. Itu saja sudah cukup membayar apa yang sudah kami lakukan ini," harap Andi.
Pengorbanan yang dilakukan Aca dan kawan-kawan ini memang patut diberi apresiasi. Lihat saja, usaha yang mereka lakukan demi kejayaan Ibu Pertiwi. Dalam benak mereka tentunya juga sama dengan mimpi 240 juta penduduk Indonesia, yaitu berharap agar perjuangan timnas di Malaysia ini bisa mengakhiri prestasi timnas yang kini sedang mati suri.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar