Jelang detik-detik peringatan HUT Organissai Papua Merdeka (OPM), bumi cendera wasih kian membara saja. Kemaren, giliran Kapolda Papua Irjen Tito Carnavian dan Asintel Kodam Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Napoleon beserta rombongan, diberondong gerombolan bersenjata yang diduga OPM. Selasa sebelumnya, gerombolan menyerbu Mapolsek Pirime, akibatnya tiga polisi tewas termasuk Kapolsek.
Para penyerang bertindak keji. Setelah ditembak, jasad polisi itu dibakar. Bahkan ada bagian tubuh yang dipotong-potong.
Serangan terhadap Kapolda Papua dan rombongam terjadi Rabu, sekitar pukul 18.00 WIT. Saat itu, rombongan Kapolda dan pejabat Kodam XVII Cenderawasih sudah berhasil mencapai Distrik Pirime, lokasi terjadinya penyerangan Markas Polsek yang menewaskan 3 anggota Polisi.
Setelah meninjau lokasi, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Tiom dengan kendaraan roda empat sambil beriringan.
Di tengah perjalanan, tepatnya di Kampung Indawa antara distrik Makki Kabupaten Jayawijaya dan Distrik Tiom Kab Lanny Jaya, tiba-tiba konvoi dihadang dengan serentetan tembakan dari arah gunung, yang tepat berada di sebelah kiri jalan.
Aksi kontak senjata berlangsung selama kurang lebih satu jam. Kelompok sipil bersenjata yang diperkirakan sekitar 40 orang itu berhasil dipukul mundur dan kembali masuk ke dalam hutan. Rombongan berhasil mencapai Tiom dengan selamat.
Juru Bicara Polda Papua AKBP I Gede Sumerta Jaya saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa itu. Tapi dia tidak bisa menjelaskan lebih detail. “Nantilah saya cerita, sekarang saya masih rapat,” ujarnya saat dihubungi.
Sikat OPM
Kematian tiga orang anggota Polsek Pirime yang dibunuh secara sadis. mendapat reaksi banyak. Apa lagi setelah tak bernyawa, ketiga polisi itu dibakar oleh pelakunya diduga dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). Mereka juga menyerang anggota TNI dan warga sipil.
Karena itulah, berbagai pihak mendeswak agar pemerintah segera menyikat habis OPM, dan kelompok perusuh lainnya. “Perbuatan mereka membunuh sangat kejam dan sangat biadab. Siapapun pelakunya harus diberantas dan disikat habis oleh pemerintah. Bisa saja di daerah konflik ada banyak kepentingan, termasuk dari orang-orang dibelakang layar,” kata pengamat militer dari UI, Ery Sopyan, Rabu pagi.
Menurutnya, bisa saja pelakuknya memang sudah dicuci otaknya atau melalui obat-obatan untuk berbuat kejam. Mereka itu, sebenarnya merupakan korban dari operator (orang dibelakang layar) tersebut. “Jadi sebenarnya di
Papua itu ada dua kepentingan, yaitu murni orang yang ingin merdeka, dan ada juga yang mendesain bukan murni kemerdekaan. Bahkan ada oknum yang mencari keuntungan pribadi,” tandasnya.
Untuk mencegah konflik di Papua, pemerintah harus bekerja keras untuk mensejahterakan masyarakat Papua sehingga mereka tidak mendukung OPM. Namun pada kenyataannya, sepertinya pemerintah melakukan pembiaran. “Tentu saja hal tersebut sangat berbahaya, karena saat ini masyarakat Papua banyak yang mendukung OPM. Pemerintah seharusnya jangan anggap enteng masalah tersebut. Aceh saja bisa diselesaikan dengan baik, kenapa Papua tidak bisa,” tanyanya.
Dihubungi terpisah, anggota Petisi 28 Haris Rusli mengemukakan, pemerintah harus memikirkan kesejahteraan masyarakat Papua. Jangan sampai sumber daya alam diambil ke pusat dan ke luar negeri saja, namun juga harus diberikan secara rata untuk kepentingan pembangunan di Papua. “Bila terus terjadi, tentu saja konflik yang terjadi di Papua dari hingga kini tidak bisa diselesaikan dengan baik. Sebenarnya pemerintah bisa melakukan perbaikan, namun pada kenyataannya tidak serius,” jelasnya.
Dapat Penghargaan
Sementara itu ketiga jenazah anggota polisi, Kapolsek Pirime, Ipda Rolfi Takubesi (48), Briptu Daniel Makuker, dan Brigadir Jefri Rumkorem sudah dikembalikan ke pihak keluarga di Jayapura dan Biak.Jenazah kapolsek dibawa ke Kupang. Keluarga korban juga menerima santunan sebesar Rp100 juta dari bupati Lany Jaya, Papua.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo akan memberikan penghargaan kepada tiga personel Polsek Pirime, Lanny Jaya, Papua, yang tewas diserang kelompok tidak dikenal tersebut. Ketiga polisi itu dianggap telah menjalankan tugas dengan baik. “Semua ada rekomendasi untuk itu, kami sedang menunggu,” kata Timur di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Tim Polri tengah menggelar sidang guna membahas kenaikan pangkat bagi ketiga polisi ini. “Insya Allah besok bisa kami umumkan, bahwa mereka prajurit terbaik. Di wilayah yang terpencil, mereka mempertahankan wilayah itu,” ujar Timur.
Terkait pengusutan kasus penyerbuan ini, Timur mengatakan polisi telah berhasil mengamankan sejumlah barang bukti. Namun, dia enggan menyebut apa saja barang bukti yang ditemukan di lapangan itu. Sementara, tim Brimob yang diturunkan untuk memburu para pelaku masih bekerja di lapangan. “Kita siapkan pemburu, satuan pengejar, ada 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi). Kami dibantu juga oleh TNI. Sekarang Kapolda juga tengah melakukan penyelidikan,” terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar