Gubernur Jokowi mengaku pusing dengan rapat pembahasan megaproyek transportasi missal berbasis rel atau Mass Rapid Transit (MRT) di Balaikota, Rabu 28 November 2012. Rapat yang dimulai pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIb masih berlangsung alot. Hingga dua jam lamanya, pertemuan yang bersifat terbuka itu belum mendapat titik terang terkait nasib MRT itu.
Akhirnya mantan walikota Solo itu memutuskan keluar ruangan rapat. Jokowi memutuskan pergi ke Kampung Sawah, untuk berdialog dengan warga soal kasus tanah. Rapat akhirnya dipimpin Wakil Gubernur Basuki Ahok Tjahaja Purnama.
Seperti apa situasi rapat pembahasan itu? Dibuka dengan pemaparan Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo selama kurang lebih 20 menit. Namun penjelasan Direktur Utama MRT itu dinilai tak menjawab keinginan warga. Beberapa orang dari Forum Warga Fatmawati menyatakan penolakannya atas pembangunan MRT jika dilakukan di atas tanah. Terutama melewati kawasan mereka.
Kepada Jokowi dan Basuki, warga menyatakan kalau pembangunan MRT di atas tanah bikin bising dan mencemari udara. Namun Tribudi, membantah dan menyatakan jika proyek MRT ini sudah bertahun-tahun disosialisasikan.
Perdebatan makin panas saat Deputi Gubernur Bidang Transportasi Sutando Suhodo menyindir warga Fatmawati mengenai proyek kereta angkutan massal itu."Proyek itu sudah sejak tahun 1980-an, kemana saja anda dan mengapa baru sekarang berbicara," kata Sutando dengan nada tinggi.
Rapat pun makin panas lantaran warga juga terpancing untuk berbicara dengan nada tinggi. Saat menyaksikan perdebatan panas itu, Jokowi tak berkomentar sedikit pun. Jokowi hanya diam, menutupi bibirnya dengan tangan, sesekali mengangguk, tapi tetap tanpa kata-kata. Adapun Basuki Ahok berbisik dengan dengan Wakil Ketua DPRD DKI Inggard Joshua.
Sepanjang rapat, Jokowi yang berkemeja putih dengan pantalon hitam menggerak-gerakkan kakinya. Ada juga beberapa kali, ia bicara serius dengan Ahok yang duduk tepat di sebelah kirinya.
Ketika jarum jam menunjuk pukul 17.00 WIB, Jokowi bicara serius dengan Ahok. Sejurus kemudian dia bergegas meninggalkan ruangan. Gerakan tiba-tiba Gubernur Jokowi membuat wartawan kebingungan dan berbondong-bondong meninggalkan ruangan rapat.
Kepada wartawan, Jokowi hanya mengaku pusing dengan perdebatan tanpa henti. "Coba kalian (wartawan) dengar yang seperti (yang membuat pusing), apalagi kalau jadi sayang" ujarnya.
Saat Jokowi keluar, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama memberitahukan informasi bahwa Jokowi meminta izin menemui masyarakat Cilincing yang berdemo memblokir jalan karena digusur. "Pak Gubernur mohon diri, dia mau pamit karena telah ditunggu masyarakat di Cilincing," kata Basuki.
Ahok pun melanjutkan memimpin rapat tersebut. Usai rapat yang berlangsung tiga jam itu, Ahok menyatakan masih menunggu kajian terkait dampak dari proyek MRT. Ini karena ada juga kajian subway tak bisa melalui fatmawati, karena struktur sebuah bangunan bisa roboh. “ Benar atau enggak masih diuji” ujarnya. “Makanya Kami jawab jujur saja, Anda mau paksa jalan sekarang lalu berhenti 3 atau 2 tahun baru mulai lagi? Itu yang kita enggak bisa jawab," katanya kemudian.
sumber
Akhirnya mantan walikota Solo itu memutuskan keluar ruangan rapat. Jokowi memutuskan pergi ke Kampung Sawah, untuk berdialog dengan warga soal kasus tanah. Rapat akhirnya dipimpin Wakil Gubernur Basuki Ahok Tjahaja Purnama.
Seperti apa situasi rapat pembahasan itu? Dibuka dengan pemaparan Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo selama kurang lebih 20 menit. Namun penjelasan Direktur Utama MRT itu dinilai tak menjawab keinginan warga. Beberapa orang dari Forum Warga Fatmawati menyatakan penolakannya atas pembangunan MRT jika dilakukan di atas tanah. Terutama melewati kawasan mereka.
Kepada Jokowi dan Basuki, warga menyatakan kalau pembangunan MRT di atas tanah bikin bising dan mencemari udara. Namun Tribudi, membantah dan menyatakan jika proyek MRT ini sudah bertahun-tahun disosialisasikan.
Perdebatan makin panas saat Deputi Gubernur Bidang Transportasi Sutando Suhodo menyindir warga Fatmawati mengenai proyek kereta angkutan massal itu."Proyek itu sudah sejak tahun 1980-an, kemana saja anda dan mengapa baru sekarang berbicara," kata Sutando dengan nada tinggi.
Rapat pun makin panas lantaran warga juga terpancing untuk berbicara dengan nada tinggi. Saat menyaksikan perdebatan panas itu, Jokowi tak berkomentar sedikit pun. Jokowi hanya diam, menutupi bibirnya dengan tangan, sesekali mengangguk, tapi tetap tanpa kata-kata. Adapun Basuki Ahok berbisik dengan dengan Wakil Ketua DPRD DKI Inggard Joshua.
Sepanjang rapat, Jokowi yang berkemeja putih dengan pantalon hitam menggerak-gerakkan kakinya. Ada juga beberapa kali, ia bicara serius dengan Ahok yang duduk tepat di sebelah kirinya.
Ketika jarum jam menunjuk pukul 17.00 WIB, Jokowi bicara serius dengan Ahok. Sejurus kemudian dia bergegas meninggalkan ruangan. Gerakan tiba-tiba Gubernur Jokowi membuat wartawan kebingungan dan berbondong-bondong meninggalkan ruangan rapat.
Kepada wartawan, Jokowi hanya mengaku pusing dengan perdebatan tanpa henti. "Coba kalian (wartawan) dengar yang seperti (yang membuat pusing), apalagi kalau jadi sayang" ujarnya.
Saat Jokowi keluar, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama memberitahukan informasi bahwa Jokowi meminta izin menemui masyarakat Cilincing yang berdemo memblokir jalan karena digusur. "Pak Gubernur mohon diri, dia mau pamit karena telah ditunggu masyarakat di Cilincing," kata Basuki.
Ahok pun melanjutkan memimpin rapat tersebut. Usai rapat yang berlangsung tiga jam itu, Ahok menyatakan masih menunggu kajian terkait dampak dari proyek MRT. Ini karena ada juga kajian subway tak bisa melalui fatmawati, karena struktur sebuah bangunan bisa roboh. “ Benar atau enggak masih diuji” ujarnya. “Makanya Kami jawab jujur saja, Anda mau paksa jalan sekarang lalu berhenti 3 atau 2 tahun baru mulai lagi? Itu yang kita enggak bisa jawab," katanya kemudian.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar