Para guru tetap dan honorer di DKI Jakarta mengancam gelar aksi mogok kerja dan berdemonstrasi menuntut kenaikan gaji dan pengangkatan status. Tuntutan itu merujuk keberhasilan para dokter dan bidan puskesmas di Ibu Kota, yang status dan gajinya akan dinaikkan pada tahun ini.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, tidak senang mendengar ancaman mogok guru itu. “Saya lagi urus kenaikan honor dan pengangkatan guru. Kalo mereka mau demo, silahan, berarti enggak mau diurus. Ya saya biarkan kalau begitu, enggak saya naikkan gajinya,” kata Wagub yang kerap disapa Ahok itu di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa 7 Mei 2013.
Ahok mengatakan, para guru baru boleh berdemonstrasi bila ia dan Gubernur Joko Widodo tidak memberikan ruang bagi mereka untuk berdialog. “Semua orang gampang buat ketemu saya dan Pak Jokowi. Kalau ada masalah, datang baik-baik dan kita bicara. Jangan pakai demo-demoan,” kata dia.
“Jakarta sudah macet. Jangan bikin macet terus dengan berbagai aksi demo. Demo ini tujuannya apa? Jika cuma supaya dilihat orang aspirasinya, (bukan agar aspirasi cepat terealisasi), jangan begitu. Saya juga bisa marah,” kata Ahok.
Ia mengatakan, saat ini upaya kenaikan gaji guru dan pengangkatan guru honorer sebagai Pegawai Negeri Sipil sedang dilakukan. “Kami sedang hitung ulang semua. Kami siapkan ini di APBD Perubahan,” ujar Ahok.
Apabila semua sudah selesai dihitung ulang, kata Ahok, maka akan segera dilakukan pembahasan dengan DPRD DKI agar hal itu bisa segera disepakati. “Saya harap bisa cepat selesai, jadi bisa masuk anggaran tahun depan, sehingga gaji guru cepat naik,” kata dia.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar