Paviliun Singapura di Shanghai World Expo 2010 yang berbentuk Kotak Musik, terinspirasi dari kerharmonisan beberapa elemen yang unik, seperti: bangunan pencakar langit dengan tanaman, tradisonal dan modern, serta keragaman suku dan ras penduduk negara tersebut. REUTERS/Aly Song
Cina mungkin akan segera menjadi tempat kelahiran separuh miliader dunia, tapi Singapura boleh bertepuk dada. Jiran Indonesia ini disebut-sebut sebagai kota terkaya di dunia ini. Singapura kini merupakan tempat utama para taipan dunia buat menghabiskan fulus mereka.
Sejumlah orang kaya dan terkenal di belahan bumi telah memindahkah kekayaannya ke negeri mini di Asia Tengggara itu. Sebut saja, misalnya, taipan perusahaan telekom India Bhupendra Kumar Modi, bintang superstar Cina Gong Li dan Jet Li, miliader Selandia Baru Richard Chadler, dan investor termasyhur Amerika Serikat Jim Rogers.
Satu dari enam rumah tangga di Singapura memiliki kekayaan bersih sekitar US$ 1 juta (Rp 9,7 miliar). Hal ini mencerminkan arus kegiatan ekonomi global mulai mengarah ke Asia.
Dengan pajak rendah, pemerintah bebas korupsi, serta penegakan hukum yang pasti, para miliader dunia berbondong-bondong menanamkan investasi, memilih properti, dan menetap di Singapura.
Namun demikian, sementara orang-orang kaya bersenang-senang di negeri ini, penduduk setempat berjuang keras guna menghadapi biaya hidup yang kian melambung di sini.
Kondisi demikian membuat warga Singapura yang berpenghasilan pas-pasan angkat bicara pada 14 Februari 2013 di depan gedung Parlemen. Mereka menuntut agar pemerintah membatasi gerak kaum imigran. Dalam "Kertas Putih" yang belum lama ini dibahas Parlemen disebutkan bahwa penduduk Singapura pada 2030 akan mencapai 6,9 juta--separuhnya adalah kaum imigran.
Data statistik menunjukkan 20 persen upah minimum di Singapura jatuh hingga 10 persen dalam sepuluh tahun terakhir ini. Sementara kaum mapan, penghasilannya terus menanjak mencapai 30 persen.
"Ini adalah episode aliran, kita harus berbicara," tulis Nicholas Fang, Direktur Eksekutif Singapore Institute of International Affairs dalam akun Twitter.
Melebarnya jurang antara kelompok bawah dan atas membuat teriakan jaring pengaman sosial untuk kaum miskin kian keras. Ini membuat pajak harus dinaikkan. Nah, selanjutnya, dapatkah Singapura mempertahankan menjadi negara kota terkaya di dunia dalam waktu lama atau segera berakhir
Sejumlah orang kaya dan terkenal di belahan bumi telah memindahkah kekayaannya ke negeri mini di Asia Tengggara itu. Sebut saja, misalnya, taipan perusahaan telekom India Bhupendra Kumar Modi, bintang superstar Cina Gong Li dan Jet Li, miliader Selandia Baru Richard Chadler, dan investor termasyhur Amerika Serikat Jim Rogers.
Satu dari enam rumah tangga di Singapura memiliki kekayaan bersih sekitar US$ 1 juta (Rp 9,7 miliar). Hal ini mencerminkan arus kegiatan ekonomi global mulai mengarah ke Asia.
Dengan pajak rendah, pemerintah bebas korupsi, serta penegakan hukum yang pasti, para miliader dunia berbondong-bondong menanamkan investasi, memilih properti, dan menetap di Singapura.
Namun demikian, sementara orang-orang kaya bersenang-senang di negeri ini, penduduk setempat berjuang keras guna menghadapi biaya hidup yang kian melambung di sini.
Kondisi demikian membuat warga Singapura yang berpenghasilan pas-pasan angkat bicara pada 14 Februari 2013 di depan gedung Parlemen. Mereka menuntut agar pemerintah membatasi gerak kaum imigran. Dalam "Kertas Putih" yang belum lama ini dibahas Parlemen disebutkan bahwa penduduk Singapura pada 2030 akan mencapai 6,9 juta--separuhnya adalah kaum imigran.
Data statistik menunjukkan 20 persen upah minimum di Singapura jatuh hingga 10 persen dalam sepuluh tahun terakhir ini. Sementara kaum mapan, penghasilannya terus menanjak mencapai 30 persen.
"Ini adalah episode aliran, kita harus berbicara," tulis Nicholas Fang, Direktur Eksekutif Singapore Institute of International Affairs dalam akun Twitter.
Melebarnya jurang antara kelompok bawah dan atas membuat teriakan jaring pengaman sosial untuk kaum miskin kian keras. Ini membuat pajak harus dinaikkan. Nah, selanjutnya, dapatkah Singapura mempertahankan menjadi negara kota terkaya di dunia dalam waktu lama atau segera berakhir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar