INILAH tradisi menjelang Lebaran. Masyarakat Indonesia pada umumnya dan perantau Minang khususnya di manapun berada, berupaya mudik ke kampung halamannya. Prediksi mudik seluruh masyarakat Indonesia tahun ini mencapai 30 juta orang.
Bagi perantau Minang, baik yang berdomisili di berbagai wilayah di Nusantara maupun luar negeri, juga tidak sedikit mudik ke kampung halamannya masing-masing.
Mudik mereka ini biasanya ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri, tapi ada juga yang diselenggarakan secara berkelompok-kelompok. Ada yang menggunakan jasa angkutan udara maupun darat.
Mudik secara berkelompok ini biasa disebut pulang basamo. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi bagi perantau sejak dahulu. Kegiatan mereka ini sangat dinanti-nantikan para perantau, demikian pula bagi keluarga mereka yang menanti-nanti mereka dengan suka cita.
Dari kegiatan itu banyak manfaat maupun sisi positif yang bisa dipetik oleh para perantau maupun masyarakat di Sumatra Barat.
Dari segi etika, adat dan budaya. Momen tersebut sangat berguna untuk memperkenalkan keluarga, suami/istrei, terutama anak-anak kepada kehidupan Alam Minangkabau dengan segenap aspeknya dan adat alam Minangkabau. Kegiatan ini bisa menjadi salah satu upaya memperkenalkan lebih dalam adat dan budaya Minang kepada generasi yang lahir dan dibesarkan di perantauan. Dengan demikian diharapkan mereka akan mencintai adat dan budaya nenek moyang mereka.
Kemudian, tradisi pulang basamo juga sebagai ajang mempererat silaturahmi antara perantau dan keluarga serta kerabat di kampung halaman. Selanjutnya, bagi perantau sendiri pulang basamo juga memiliki arti sangat positif, yakni memupuk rasa kebersamaan diantara sesama perantau, kemeriahaan selama di perjalanan, serta keamanan yang lebih baik selama perjalanan.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya mereka biasanya memberikan peran atau diminta perannya dalam membangun kampung halaman. Momen tersebut biasanya ditangkap masyarakat dan pemda tertentu dalam menyambut perantau mereka tersebut. Biasanya tidak hanya pikiran-pikiran yang cerdas untuk membangun (sosial-pendidikan, budaya, ekonomi) di kampung halaman, tapi juga secara materil dimintakan partisipasi mereka.
Di samping itu, kehadiran perantau juga memberikan arti penting dalam pertumbuhan ekonomi. Kedatangan mereka akan berdampak pada multiplier effect perekonomian daerah. Tidak hanya kantong-kantong wisata yang akan didatangi, kunjungan ke rumah makan, hotel, toko penjual oleh-oleh serta kuliner khas Minang juga akan diserbu para perantau. Dengan demikian kita berharap tradisi pulang basamo tetap dilestarikan karena memiliki arti sangat positif bagi para perantau dan kampung halaman, tentunya.
s
Bagi perantau Minang, baik yang berdomisili di berbagai wilayah di Nusantara maupun luar negeri, juga tidak sedikit mudik ke kampung halamannya masing-masing.
Mudik mereka ini biasanya ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri, tapi ada juga yang diselenggarakan secara berkelompok-kelompok. Ada yang menggunakan jasa angkutan udara maupun darat.
Mudik secara berkelompok ini biasa disebut pulang basamo. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi bagi perantau sejak dahulu. Kegiatan mereka ini sangat dinanti-nantikan para perantau, demikian pula bagi keluarga mereka yang menanti-nanti mereka dengan suka cita.
Dari kegiatan itu banyak manfaat maupun sisi positif yang bisa dipetik oleh para perantau maupun masyarakat di Sumatra Barat.
Dari segi etika, adat dan budaya. Momen tersebut sangat berguna untuk memperkenalkan keluarga, suami/istrei, terutama anak-anak kepada kehidupan Alam Minangkabau dengan segenap aspeknya dan adat alam Minangkabau. Kegiatan ini bisa menjadi salah satu upaya memperkenalkan lebih dalam adat dan budaya Minang kepada generasi yang lahir dan dibesarkan di perantauan. Dengan demikian diharapkan mereka akan mencintai adat dan budaya nenek moyang mereka.
Kemudian, tradisi pulang basamo juga sebagai ajang mempererat silaturahmi antara perantau dan keluarga serta kerabat di kampung halaman. Selanjutnya, bagi perantau sendiri pulang basamo juga memiliki arti sangat positif, yakni memupuk rasa kebersamaan diantara sesama perantau, kemeriahaan selama di perjalanan, serta keamanan yang lebih baik selama perjalanan.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya mereka biasanya memberikan peran atau diminta perannya dalam membangun kampung halaman. Momen tersebut biasanya ditangkap masyarakat dan pemda tertentu dalam menyambut perantau mereka tersebut. Biasanya tidak hanya pikiran-pikiran yang cerdas untuk membangun (sosial-pendidikan, budaya, ekonomi) di kampung halaman, tapi juga secara materil dimintakan partisipasi mereka.
Di samping itu, kehadiran perantau juga memberikan arti penting dalam pertumbuhan ekonomi. Kedatangan mereka akan berdampak pada multiplier effect perekonomian daerah. Tidak hanya kantong-kantong wisata yang akan didatangi, kunjungan ke rumah makan, hotel, toko penjual oleh-oleh serta kuliner khas Minang juga akan diserbu para perantau. Dengan demikian kita berharap tradisi pulang basamo tetap dilestarikan karena memiliki arti sangat positif bagi para perantau dan kampung halaman, tentunya.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar