Laporan Wartawan Banjarmasinpost.co.id, Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, BANJARBARU - Muginten (70), warga Sungai Abit RT 27, Kelurahan Cempaka, Banjarbaru Barat, diserang beruang saat menoreh pohon karet di hutan, Kamis (7/7/2011) sekitar pukul 06.00 Wita.
Akibat serang beruang itu, Muginten ambruk di tempat kejadian. Dia menderita luka robek di bagian kepala dan memar pada bagian perut kanan.
Informasi diperoleh, seperti biasa Muginten menoreh karet di hutan dekat perbatasan antara Sungai Abit dan Desa Kiram, Kecamatan Karangintan, Kabupaten Banjar. Dia hanya seorang diri menoreh karet.
Informasi diperoleh, seperti biasa Muginten menoreh karet di hutan dekat perbatasan antara Sungai Abit dan Desa Kiram, Kecamatan Karangintan, Kabupaten Banjar. Dia hanya seorang diri menoreh karet.
Baru dua batang pohon karet ditoreh Muginten, musibah pun datang menghampirinya. Saat Muginten hendak menyimpan ember yang berisi getah, tiba-tiba seekor beruang muncul dari arah belakang.
Beruang itu langsung mencakar kepala janda tersebut. Cakar beruang mendarat di bagian belakang kepala Muginten dan mengakibatkan luka robek sepanjang 15 sentimeter.
Beruang terus menyerang Muginten secara membabi buta. Padahal pada serangan pertama itu Muginten sudah tidak berdaya. Bak seorang pemain gulat, tangan beruang yang besar dan kuat tersebut mencengkram perut Muginten dan kemudian membantingkannya ke permukaan tanah.
Saat itu, Muginten hanya bisa tertelungkup dan merasakan darah segar terus keluar dari bagian kepala. Dalam kondisi kritis itu, Muginten sesekali berteriak minta tolong.
Beruang terus menyerang Muginten secara membabi buta. Padahal pada serangan pertama itu Muginten sudah tidak berdaya. Bak seorang pemain gulat, tangan beruang yang besar dan kuat tersebut mencengkram perut Muginten dan kemudian membantingkannya ke permukaan tanah.
Saat itu, Muginten hanya bisa tertelungkup dan merasakan darah segar terus keluar dari bagian kepala. Dalam kondisi kritis itu, Muginten sesekali berteriak minta tolong.
Teriakan minta tolong itu didengar oleh warga. Belasan menit kemudian, warga pun ramai berdatangan melakukan evakuasi. Sementara beruang kiram langsung kabur masuk hutan.
Oleh warga, Muginten tidak langsung dibawa ke rumah sakit. Pasalnya, warga dan pihak keluarga Muginten takut biaya perawatannya mahal, sementara Muginten termasuk orang tidak berpunya.
Warga memutuskan membawa Muginten ke rumah bidan desa Kiram. Sayangnya bidan desa Kiram tidak ada di tempat, sehingga Muginten dibawa ke rumah bidan Endang, di Jalan Mentaos Raya, Kompleks Taman Pinus Raya 2 RT 12, Banjarbaru Kota, sekitar pukul 07.00 Wita.
Muginten pun mendapat perawatan di rumah tersebut. Penanganan dan perawatan Muginten ditangani suami bidan Endang, Sutrisno. Sutrisno sendiri merupakan seorang perawat di RS Kartini, Guntung Payung.
"Saya sedang piket. Sekitar pukul 07.00 Wita saya ditelepon dan diberitahu ada korban amukan beruang di rumah. Saya pun langsung pulang," ujarnya.
Luka yang ada di bagian kepala Muginten dijahit oleh Sutrisno. "Pihak keluarga, termasuk pasien, tidak mau dibawa ke rumah sakit," ujarnya.
Pantauan banjarmasinpost.co.id di rumah Sutrisno, Jumat (8/7/2011), Muginten masih terbaring di kasur. Dia diselimuti kain batik. Jarum infus menancap di pergelangan tangannya.
Luka yang ada di bagian kepala Muginten dijahit oleh Sutrisno. "Pihak keluarga, termasuk pasien, tidak mau dibawa ke rumah sakit," ujarnya.
Pantauan banjarmasinpost.co.id di rumah Sutrisno, Jumat (8/7/2011), Muginten masih terbaring di kasur. Dia diselimuti kain batik. Jarum infus menancap di pergelangan tangannya.
Muginten tidak bisa dimintai keterangan dan tidak banyak bersuara, selain suara lirih menahan sakit.
"Sudah satu malam dia menginap di rumah saya. Kini kondisi sudah mulai membaik," ujar Sutrisno.
Sebelum mendapat penanganan, kata Sutrisno, darah terus mengalir dari kepala Muginten. "Sekitar tiga hari lagi, dia sudah bisa dibawa pulang," ujarnya.
Keluarga Muginten masih tetap menemani Muginten. Mereka semua menginap di rumah Sutrisno. "Kami juga tidur di sini, mendampingi ibu," ujar Margilan, anak Muginten.
Warga sangat yakin beruang penyerang Muginten adalah beruang yang juga menyerang Saniah (40) dan Maimunah (36), keduanya warga Karangintan serta Muslimin alias Empos (40) warga Desa Mandikapau Timur.
Akibat peristiwa ini, kemarahan warga pun tidak terbendung. Bersenjatakan parang, tombak dan senapan dumduman, Kamis (7/7/2011), puluhan warga Desa Kiram, Dusun Sungai Tabuk dan Desa Sungai Abit tergabung jadi satu tim melakukan perburuan. Mereka masuk hutan
sekitar kawasan kaki Gunung Pamaton.
"Kasihan Muginten, baru mulai nyadap langsung diserang beruang itu. Begitu dia dibawa ke Banjarbaru, kami langsung melakukan pencarian beruang itu," ujar Ketua RT 27 Desa Sungai Abit, Ponijan saat ditemui di rumahnya.
sekitar kawasan kaki Gunung Pamaton.
"Kasihan Muginten, baru mulai nyadap langsung diserang beruang itu. Begitu dia dibawa ke Banjarbaru, kami langsung melakukan pencarian beruang itu," ujar Ketua RT 27 Desa Sungai Abit, Ponijan saat ditemui di rumahnya.
Dikatakan dia, warga dari tiga desa yang bertetangga melakukan pencarian. Namun hasilnya nihil. "Seharian mencari, jejak beruang itu tidak terlacak," ujarnya.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom | Sumber: Banjarmasin Post
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar