KOMPAS.com/EKO HENDRAWAN
JAKARTA, KOMPAS.com -- Meski sudah berhenti merokok selama tujuh tahun, aktif berolahraga, serta tidak memiliki masalah kolesterol dan diabetes, Indrodjojo Kusumonegoro alias Indro ”Warkop” harus menjalani operasi pintas jantung (by-pass) pada tahun 2005 saat berusia 47 tahun.
Saya telat menyadari kebodohan itu
Sebagai bekas perokok berat dan mantan tester rokok, Indro menyadari, rokok adalah salah satu faktor risiko pemicu serangan jantung. Ketika masih merokok, Indro bisa menghabiskan lima bungkus rokok, masing-masing berisi 12 batang, per hari.
”Saya telat menyadari kebodohan itu,” katanya dalam acara peluncuran Peringatan Hari Jantung Dunia 2011 di Jakarta, pekan lalu. Mantan atlet bisbol ini mengenal rokok saat berusia 11 tahun dan berhenti merokok pada usia 40 tahun.
Kekhawatiran bahwa anak-anaknya akan meniru kebiasaannya merokok membulatkan tekad Indro untuk berhenti merokok pada Lebaran 1998. Butuh kemauan, keberanian, dan kepandaian untuk meninggalkan total tindakan meracuni diri sendiri itu. Godaan terbesar berasal dari teman-teman perokok yang selalu pesimistis dengan niat baiknya.
Pengalaman itu membuat Indro kini aktif mengampanyekan berhenti merokok. Kekhawatirannya kini bertambah dengan makin banyaknya perempuan dan anak-anak yang ikut merokok. ”Laki-laki yang bisa berhenti merokok adalah jantan,” katanya. (MZW
)
)
TERKAIT:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar