Setumpuk rambut berhasil membantu para ilmuwan menyusun kembali genome suku Aborijin Australia dan menelusuri penyebaran manusia di dunia.
DNA dari rambut tersebut memperlihatkan bahwa orang Aborijin merupakan yang pertama kali berpisah dari manusia modern, sekitar 70.000 tahun lalu.
Temuan ini didasarkan pada perbandingan antara fraksi yang amat kecil dari DNA suku Aborijin dengan manusia lainnya, yang memperlihatan orang Aborijin sudah hidup terisolasi 70.000 tahun lalu.
Dr Francois Balloux, salah seorang ilmuwan dari Imperial College London, menyebutkan populasi yang berkembang di sepanjang pantai karena sumber daya alam yang kaya di kawasan itu.
"Mereka bisa jalan ke mana saja karena kedalaman laut masih amat dangkal," tambahnya.
Jadi hanya sedikit saja melintas laut sudah bisa mencapai Australia walau kemungkinan peninggalan arkeologis dari perjalanan lintas laut itu menjadi hilang karena semakin dalamnya laut.
Sedangkan populasi di Timur Tengah pindah menduduki Eropa maupun Asia sekitar 24.000 tahun lalu dan pada masa itu tercatat bahwa genome Aborijin memperlihatkan terjadinya perkawinan antara nenek moyang Asia dan Aborijin.
Teknologi genome
Temuan dalam migrasi manusia yang didasarkan pada DNA sekarang dimungkinkan karena kemajuan teknologi dalam studi genome.
Sebelumnya, pengkajian usia genetika didasarkan pada menyusuri sejumlah mutasi yang unik di DNA dengan asumsi tingkat dari mutasi tersebut.
Namun kini tersedia model-model komputer yang bisa mensimulasi berbagai skenario untuk waktu migrasi dan juga arahnya sehingga peneliti bisa membandingan dan memilih situasi yang paling tepat dengan genome teryentu.
Dalam penelitian ini, perbandingan genome Aborijin dengan DNA individu orang Afrika, Eropa, dan suku Han di Cina memperlihatkan perkawinan dari Afrika, Eropa, dan Han terjadi setelah masa kolonialisasi awal, ketika Aborijin sudah menetap lebih dulu.
sumber BBC Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar