SHUTTERSTOCK
KUALA TUNGKAL, KOMPAS.com — Seorang siswi SMA di Kuala Tungkal berinisial NS (19) menangis tersedu-sedu di kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Jambi. Ia tidak terima dibawa dan dimintai keterangan oleh petugas.
Gadis berkulit putih ini tepergok anggota Satpol PP berada di salah satu kamar hotel, Kamis (22/9/2011) sekitar pukul 12.30. Dia menggunakan pakaian lengkap, begitupun dua rekannya yang juga ikut digiring ke kantor Pol PP.
Di hadapan petugas, NS mengaku tidak berbuat asusila. Ia juga mengakui hanya menunggu rekannya di hotel tersebut. "Saya hanya menunggu teman. Tidak ada ngapa-ngapain," katanya sembari menutup wajahnya.
Meski masih berstatus pelajar, NS mengaku bolos sekolah, dan baru sekali berada di hotel. Selain NS, pria berinisial SY (60) dan wanita berinisial S (20) juga digelandang ke kantor yang terletak di Jalan Beringin itu.
Wanita berinisial S juga mengaku tidak berbuat asusila di hotel. Saat berada di kamar hotel, lanjutnya, terdapat sekitar enam wanita. Ia lantas menyesalkan Pol PP yang seolah tebang pilih melakukan razia. "Kenapa yang lain dibiarkan pergi dan kami saja yang dibawa. Kami tidak melakukan apa-apa," sesalnya.
Kepala Kantor Satpol PP Tanjabbar Ismunandar mengatakan, penggerebekan tiga orang tersebut berdasarkan pengaduan dari masyarakat sekitar. Dari informasi yang masuk, diketahui sejumlah pasangan muda-mudi berada di hotel. "Kami dapat SMS dari masyarakat, makanya langsung ke lokasi. Ada beberapa yang lari," kata Ismunandar.
Tiga orang yang diamankan diberi sanksi peringatan dan surat perjanjian. Ibu NS yang datang ke kantor Pol PP juga menangis melihat putrinya diamankan petugas. Kata Ismunandar, pihaknya akan memberikan sanksi tegas jika masih melakukan hal sama. "Kami hanya berikan sanksi persuasif dan minta membuat surat perjanjian. Kami juga akan lakukan razia siang dan malam," tuturnya.
Gadis berkulit putih ini tepergok anggota Satpol PP berada di salah satu kamar hotel, Kamis (22/9/2011) sekitar pukul 12.30. Dia menggunakan pakaian lengkap, begitupun dua rekannya yang juga ikut digiring ke kantor Pol PP.
Di hadapan petugas, NS mengaku tidak berbuat asusila. Ia juga mengakui hanya menunggu rekannya di hotel tersebut. "Saya hanya menunggu teman. Tidak ada ngapa-ngapain," katanya sembari menutup wajahnya.
Meski masih berstatus pelajar, NS mengaku bolos sekolah, dan baru sekali berada di hotel. Selain NS, pria berinisial SY (60) dan wanita berinisial S (20) juga digelandang ke kantor yang terletak di Jalan Beringin itu.
Wanita berinisial S juga mengaku tidak berbuat asusila di hotel. Saat berada di kamar hotel, lanjutnya, terdapat sekitar enam wanita. Ia lantas menyesalkan Pol PP yang seolah tebang pilih melakukan razia. "Kenapa yang lain dibiarkan pergi dan kami saja yang dibawa. Kami tidak melakukan apa-apa," sesalnya.
Kepala Kantor Satpol PP Tanjabbar Ismunandar mengatakan, penggerebekan tiga orang tersebut berdasarkan pengaduan dari masyarakat sekitar. Dari informasi yang masuk, diketahui sejumlah pasangan muda-mudi berada di hotel. "Kami dapat SMS dari masyarakat, makanya langsung ke lokasi. Ada beberapa yang lari," kata Ismunandar.
Tiga orang yang diamankan diberi sanksi peringatan dan surat perjanjian. Ibu NS yang datang ke kantor Pol PP juga menangis melihat putrinya diamankan petugas. Kata Ismunandar, pihaknya akan memberikan sanksi tegas jika masih melakukan hal sama. "Kami hanya berikan sanksi persuasif dan minta membuat surat perjanjian. Kami juga akan lakukan razia siang dan malam," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar