SOLOK—Masyarakat Solok dihebohkan oleh perampokan yang terjadi di Jorong Masjid Nagari Parambahan, Kecama tan Bukit Sundi, Kabupaten Solok. Kawanan perampok tidak hanya berhasil meram pas perhiasan, peralatan elektronika dan telepon genggam, bahkan menelan korban jiwa seorang nenek yakni Rosnida, 63, Senin dinihari (19/9) sekitar pukul 01.00 WIB Beruntung cucu almarhumah, Yesi Silvia, 16 siswi SMA Negeri 1 Bukit Sundi, Kabupaten Solok selamat dari cengkraman kawanan perampok itu. Yesi menerima perlakuan yang tidak senonoh dari kawanan pelaku perampokan yang diperkirakan berjumlah tiga orang tersebut. Begitu pengakuan Yesi ketika ditanyakan warga. Demikian keterangan yang berhasil dihimpun Singgalang di TKP (Tempat kejadian Peristiwa) salah satu rumah permanen yang belum di loteng di wilayah Jorong Masjid Nagari Parambahan tersebut. Peristiwa yang menggemparkan seantero Nagari Parambahan itu diketahui masyarakat sekitar pukul 03.40 WIB. Yesi keluar rumah dengan jeritan histeris serta merta minta tolong, ada beberapa laki-laki bersebo masuk ke dalam rumahnya. Laki-laki bersebo itu mengikat tangan dan kaki dengan pakaian pramuka yang selalu dipakainya ke sekolah. Setelah laki-laki bersebo meninggalkan rumahnya, dara mungil itu berusaha melepaskan ikatan tangan dan kaki. “Alhamdulilah, berhasil dilepaskan. Namun nenek saya yang kaki dan tangan diikat dengan kain panjang/tali sterika gosokan berada dalam keadaan lemas,” katanya. Namun apa yang mau dikata, masyarakat datang membantu dalam keadaan gelap gulita itu dan udara dingin itu Rosnida telah tiada. Nenek Rosnida menghembuskan nafas terakhirnya dengan pipis membasahi kasus tempat tidurnya. “Kami, malam dan pagi yang naas ini, warga Jorong Masjid melaksanakan ronda rutin setiap malam, tetapi yang namanya penjahat jangankan lebih pintar dari warga, polisi pun kalah,” kata seorang warga.. Wilayah Nagari Parambahan dalam tahun 2011 ini memang tercatat angker, sebelum peristiwa perampokan dan pembunuhan itu, di sana juga ditemukan mayat yang dibuang dan mayat laki-laki yang diikatkan pada sebatang pohon kayu hingga sampai saat ini belum terungkap. Padahal informasi dari saudara korban menyatakan adiknya pernah dibawa dengan sebuah mobil taksi dari Bukittinggi menuju Solok. Sayangnya, siapa dan taksi mana yang membawa korban yang dibunuh dan kemudian dibuang ke sana tidak diketahui. Begitu celoteh masyarakat Nagari Perambahan di saat Nagari itu berduka. Kapolsek Bukit Sundi AKP Armen Sirin yang mengomandoi 6 anggota di TKP menjawab Singgalang, menyatakan berapa berat perhiasan nenek Rosnida (almarhumah) yang berhasil dibawa kabur kawanan perampok belum ada kepastian. Sebab keterangan yang dapat diperoleh dari cucunya Yesi Silvia, tetapi kondisi Yesi hingga kini masih trauma, begitu juga untuk mendapatkan keterangan lainnya. Kawanan perampok bersebo hitam itu masuk dari jendela dan keluar melalui pintu rumah permanen yang belum di loteng tersebut. Rumah nenek Rosnida berada di antara beberapa rumah yang ada dan di belakangnya memang terdakat areal persawahan. Dalam beberapa hari belakangan nenek Rosnida habis panen padi dengan memiliki uang sekitar Rp4 juta. Apakah uang penjualan padi juga disikat kawanan perampok belum bisa digali keterangan, kecuali Yesi Silvia menyatakan sebuah VCD dan telepon genggam merek Nokia 2626 raib. Dalam suasana duka itu, Yeni Silvia menangisi jenazah nenek yang merawat dan menyekolahkannya, sehingga menduduki bangku kelas 2 SMA Negeri 1 Bukit Sundi.* |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar