J.E Syawaldi Ch
Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2011 akan diperingati besok. Walau diperingati setiap tahun sejak 83 tahun silam, namun hingga sekarang banyak di antara pemuda di negeri ini yang tak hafal dengan isinya. Uji petik Singgalang di lapangan, Rabu (26/10), dari 10 orang siswa yang ditanya, hanya dua orang yang hafal. Itu pun tak lancar dan terbalik atau tak berurutan. Begitulah kondisinya saat ini, Sumpah Pemuda yang sangat berperan menyatukan para pemuda untuk merebut kemerdekaan kurang diingat lagi oleh generasi muda. Salah seorang siswa SMA negeri di Padang, Robi mengatakan, ia tahu tentang arti penting Sumpah Pemuda tersebut. Namun, karena jarang diucapkan sehingga sering lupa. Begitu juga dengan, Wendi yang hafal Sumpah Pemuda namun agak ragu urutannya mana yang benar. Menurut mereka, seharusnya membaca Sumpah Pemuda itu harus dilombakan mulai dari tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan hingga nasional. Di samping itu, setiap penerimaan siswa dan mahasiswa baru juga harus diwajibkan hafal Sumpah Pemuda. Dengan demikian, jiwa pemuda dan nasionalisme betul-betul melekat di hati para generasi penerus. Salah seorang pedagang di Pasar Raya, Nedi juga tak hafal Sumpah Pemuda. “Bagaimana hafal Sumpah Pemuda, kami saja disibukkan bakureh untuk mencari sesuap nasi setiap harinya. Jangankan kami, coba saja pejabat atau pemimpin yang ada sekarang ditanya Sumpah Pemuda tersebut pasti banyak tidak hafal,” ujarnya berkilah. Selanjutnya, sekolah-sekolah yang ada pun boleh dikatakan hampir tak ada kegiatan sekaitan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Salah seorang Kepala Sekolah SD, Tarjiah mengatakan, tak ada kegiatan khusus digelar di sekolah sekaitan sumpah pemuda tersebut. “Kami dari sekolah hanya mengikuti kegiatan sumpah pemuda yang digelar Pemko Padang. Salah satunya, lomba gerak jalan,” ujar Tarjiah.
Sejarah hebat Sumpah Pemuda merupakan “sejarah hebat” sebuah bangsa. Malaysia tak memiliki bahasa sekuat bahasa Indonesia. Bahasa Melayu mereka sudah “direcoki” bahasa Inggris. Indonesia tidak separah itu. Sumpah Pemuda, merupakan warisan yang tak ternilai. Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada 28 Oktober 1928 di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda. Rumah itu milik seorang Tionghoa yang bernama Sie Kong Liong. Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin. Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Lantas kemudian Sumpah Pemuda berlayar mengiringi sungai sejarah. Sampailah pada zaman kita kini. Lalu sebagian dari kita, lupa teks-teksnya. Jangan anak muda, negara ini juga seolah melupakannya. Namun jangan tiru hal buruk. Busungkan dadamu. Sumpah Pemuda! (*)
SUMPAH PEMUDA
Pertama : l KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU, TANAH AIR INDONESIA
Kedua : l KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA, MENGAKU BERBANGSA YANG SATU, BANGSA INDONESIA
Ketiga : l KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA Jakarta, 28 Oktober 1928 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar