KOMPAS/CHRISTOPORUS WAHYU HARYO
Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng menjawab pertanyaan wartawan di Istana Bogor, Sabtu (17/9/2011). Dalam kesempatan itu Andi menyatakan siap diganti kapanpun.
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng mengaku yakin bahwa Timnas Indonesia yang kuat mungkin terwujud tanpa pemain naturalisasi. Kuncinya, ada pada pembinaan yang berjenjang dan teratur sejak usia dini dan memperluas jangkauan seleksi hingga ke daerah-daerah.
Jika kedua hal ini diterapkan, kesempatan untuk menemukan bibit-bibit unggul dari seluruh daerah di nusantara makin luas. PSSI pun bisa merekrut pemain-pemain terbaik untuk bergabung bersama Timnas.
"Kalau sudah cukup dari dalam negeri, untuk apa lagi naturalisasi. itu kan program jangka pendek yg dilakukan krn ada kekosongan-kekosongan tetentu. Tapi kalau sudah pembinaan usia dini yang berjenjang dan teratur itu sudah ada, dari dalam negeri pasti banyak sekali," ungkapnya usai melepas SSB Hasanuddin untuk berangkat ke Madrid, Spanyol, di kantor kementerian, Senin (3/10/2011).
Andi mengaku senang karena jumlah sekolah sepak bola di seluruh nusantara mendekati angka 4.000-an. Namun, seringkali pola pembinaan terputus karena tidak ada yang mengoordinasikannya. Menurutnya, ini lah yang menjadi tugas PSSI.
Andi berharap PSSI juga bisa terus memberikan perhatian khusus kepada pembinaan usia dini. Pasalnya, menurut Andi, tim-tim tangguh yang menonjol dari sejumlah kompetisi usia dini yang digelar oleh perusahaan-perusahaan ternama justru banyak berasal dari daerah-daerah yang jarang didengar selama ini.
"Kemarin Liga Pendidikan Indonesia, juara utamanya untuk tingkat SMA itu dari Ternate. Salah satu semifinalisnya dari Aceh dan dari Maluku. Adalah keliru kalau hanya yang selalu dilihat adalah yang ada di sekitar Jabodetabek karena gampang, murah, dan mudah mungkin rekrutmennya tapi harus melihat ke seluruh daerah-daerah yang di Indonesia, baru kita dapat yang terbaik untuk mewakili merah putih," ungkapnya kemudian.
Menurutnya, jika PSSI tidak memberikan perhatian serius dari besarnya potensi pembinaan sejak usia dini, sulit untuk berharap akan adanya Timnas yang tangguh ke depannya.
"Karena tak bisa mendapatkan timnas yang tangguh tanpa pembinaan yang berjenjang dan teratur," tandasnya.
Jika kedua hal ini diterapkan, kesempatan untuk menemukan bibit-bibit unggul dari seluruh daerah di nusantara makin luas. PSSI pun bisa merekrut pemain-pemain terbaik untuk bergabung bersama Timnas.
"Kalau sudah cukup dari dalam negeri, untuk apa lagi naturalisasi. itu kan program jangka pendek yg dilakukan krn ada kekosongan-kekosongan tetentu. Tapi kalau sudah pembinaan usia dini yang berjenjang dan teratur itu sudah ada, dari dalam negeri pasti banyak sekali," ungkapnya usai melepas SSB Hasanuddin untuk berangkat ke Madrid, Spanyol, di kantor kementerian, Senin (3/10/2011).
Andi mengaku senang karena jumlah sekolah sepak bola di seluruh nusantara mendekati angka 4.000-an. Namun, seringkali pola pembinaan terputus karena tidak ada yang mengoordinasikannya. Menurutnya, ini lah yang menjadi tugas PSSI.
Andi berharap PSSI juga bisa terus memberikan perhatian khusus kepada pembinaan usia dini. Pasalnya, menurut Andi, tim-tim tangguh yang menonjol dari sejumlah kompetisi usia dini yang digelar oleh perusahaan-perusahaan ternama justru banyak berasal dari daerah-daerah yang jarang didengar selama ini.
"Kemarin Liga Pendidikan Indonesia, juara utamanya untuk tingkat SMA itu dari Ternate. Salah satu semifinalisnya dari Aceh dan dari Maluku. Adalah keliru kalau hanya yang selalu dilihat adalah yang ada di sekitar Jabodetabek karena gampang, murah, dan mudah mungkin rekrutmennya tapi harus melihat ke seluruh daerah-daerah yang di Indonesia, baru kita dapat yang terbaik untuk mewakili merah putih," ungkapnya kemudian.
Menurutnya, jika PSSI tidak memberikan perhatian serius dari besarnya potensi pembinaan sejak usia dini, sulit untuk berharap akan adanya Timnas yang tangguh ke depannya.
"Karena tak bisa mendapatkan timnas yang tangguh tanpa pembinaan yang berjenjang dan teratur," tandasnya.
TERKAIT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar