DIKAWAL KETAT POLISI, POL PP, DAN INTEL
PAYAKUMBUH, Bosan dianggap enteng, kali ini puluhan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh (STTP) menyatroni DPRD Kota Payakumbuh dan Kantor Kejari Payakumbuh, Senin (21/11) kemarin.
Tuntutan merekapun makin berkembang. Tidak hanya mempertanyakan tentang proses pemilihan Ketua STTP yang dinilai mahasiswa penuh tipu muslihat, mereka juga mempertanyakan bantuan APBD Kota Payakumbuh yang tak kunjung melekat di prasarana kampus dari tahun ke tahun.
Sejak 10 November lalu, mahasiswa STTP menggelar aksi protes mereka di dalam kampus. Tuntutannya agar Pjs Ketua STTP Erizal Azhar diturunkan. Lalu tuntutan tersebut terus berkembang. Kini mereka menuntut agar pemerintah dan aparat hukum memeriksa dan mengaudit kembali bantuan APBD yang diberikan ke Yayasan Pendidikan Tinggi Payakumbuh selaku pengelola STTP.
”Sebab, selama kami kuliah di sini, tak terlihat dana APBD itu hinggap ke kampus ini. Labor komputer serta prasarana kuliahnya, masih itu ke itu saja. Tolonglah Pak, ini diusut,” ujar perwakilan mahasiswa ke Wakil Ketua DPRD Payakumbuh H Sudirman Rusma, didampingi oleh Isa Aidil dan Adi Suryatama saat menerima aspirasi 10 orang perwakilan mahasiswa di ruang sidang Komisi DPRD Payakumbuh.
Mahasiswa menuliskan 7 tuntutannya; (1) agar yayasan mencukupkan fasilitas di STTP, (2) mendisiplan dosen-dosen yang bermasalah, (3) menyerahkan semua proses yang melanggar hukum kepada pihak yang berwenang, (4) membatalkan hasil pemilihan Ketua, (5) memilih ketua baru dengan sistem transparan, (6) menolak Erizal Azhar mencalonkan diri, dan (7) audit dana APBD di STTP! Seluruh tuntutan mahasiswa ini diterima oleh Sudirman Rusma.
Seperti biasa, DPRD selaku penyambung suara rakyat, mengaku akan menyampaikan aspirasi ini ke pemko dan pihak berwenang lainnya. ”Sabar saja,” ujar Sudirman Rusma politis.
Tak puas hanya sampai ke DPRD, kali ini mahasiswa berjumlah puluhan orang itu kembali merangsek ke Kantor Kejaksaan Negeri Payakumbuh. Rombongan mahasiswa tersebut tampak dikawal belasan anggota Satpol PP di bawah komando Kasat Pol PP Fauzi, aparat kepolisian serta intel Polres dan intel Kodim berpakaian preman.
Akhirnya lantunan kumandang azan Asar membatasi gerak mahasiswa. Rencana mahasiswa yang akan melanjutkan aksinya ke Bukik Sibaluik, tempat Walikota Payakumbuh kini berkantor, urung dilaksanakan. (h/dod)HALUAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar