Solok - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Solok sepanjang Minggu (27/11) malam, mengakibatkan sejumlah ruas jalan putus, jembatan hanyut dan sawah terendam. Sebanyak 629 jiwa harus meninggalkan rumah karena pemukiman tergenang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Abdul Manan kepada Singgalang, Senin (28/11) malam menyebutkan, jembatan hanyut menghubungkan Kinari dengan Sirukam. “Itu jembatan darurat, karena jembatan lama sedang dalam perbaikan,” kata dia.
Dijelaskan Abdul Manan, tiga kecamatan dilanyau banjir akibat hujan deras. Masing-masing, Bukit Sundi, Kubung dan IX Koto Sungai Lasi.
Khusus di Sungai Lasi, jalan negara sempat putus, karena menggenangi badan jalan di Jembatan Terbakar. Jalan kabupaten juga putus di Nagari Bukit Bais. Longsor juga terjadi di Koto Laweh.
Menurut dia, setidaknya ada 40 titik longsor di IX Koto Sungai Lasi. “Setidaknya 60 hektare sawah tergenang,” katanya seraya menambahkan, di Kecamatan Kubung, banjir menggenangi 160 rumah.
Di Bukit Sundi, selain menghanyutkan jembatan, banjir juga menggenangi 60 hektare sawah. Selain itu, sebuah mushalla juga hanyut.
Abdul Manan menambahkan, terkait banjir itu, BPBD memberikan bantuan nasi bungkus dan beras sebanyak jiwa yang terkena dampak. “Ini adalah bantuan masa tanggap darurat,” ujar dia.
Sekretaris Daerah Kabupaten Solok, Asrizal bersama camat yang daerahnya dilanda banjir, melakukan rapat di BPBD Kabupaten Solok. Dalam pertemuan itu diputuskan, guna membuka daerah yang terisolasi serta membersihkan material yang menimbun badan jalan, dipakai dana siap pakai di BPBD.
Asrizal menyebutkan, jalan kabupaten yang tertimbun, dibuka dengan cara menyewa alat berat. “Kita inventarisir semua kerugian,” kata Asrizal.
Di Agam
Tak hanya Kabupaten Solok, banjir akibat hujan sejak Minggu dinihari telah menghanyutkan jembatan di Jorong Kubu Anau. Selain itu, enam rumah di Jorong Sago dan Jorong Padang Lansano di nagari yang sama terendam.
Akibat peristiwa itu, sebagian warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat atau lokasi yang lebih tinggi. Puluhan hektare sawah terendam banjir.
Tokoh Masyarakat Kubu Anau Khairunas kepada Singgalang, Senin (28/11) mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 05.30 WIB Senin dan tidak menimbulkan korban jiwa. “Banjir sering terjadi di daerah kami, namun baru kali ini yang terbesar dan mengakibatkan jembatan runtuh,” katanya.
Untuk saat ini, kendaraan roda empat tidak bisa melalui jalan tersebut. Sedangkan kendaraan roda dua baru bisa lewat jika dibantu dengan sehelai papan.
Kepala BPBD Martiyas Wanto mengatakan, sampai saat ini tim SAR sudah meninjau di lokasi kejadian. Karena dengan kondisi seperti ini mengakibatkan terhambatnya jalur trasportasi warga yang menghubungkan antara Kecamatan Tanjung Mutiara dengan Lubuk Basung.
Diakuinya, kejadian tersebut telah menghambat kegiatan rutinitas warga sehari-hari dalam bekerja, disebabkan jalan penghubung menuju antara Agam dengan Padang Pariaman.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta warga untuk bersabar dulu dan pihaknya akan secepatnya menindak lanjuti dengan mengupayakan perbaikan secepatnya.
Khusus pada daerah yang mengalami banjir dan merendam beberapa unit rumah yang mencapai ketinggian 1 meter pada Senin siang banjir telah mulai surut dan masyarakat telah memulai membersihkan rumahnya setelah air mulai surut.
Selain itu di Kecamatan Tanjung Mutiara juga mengalami banjir dan longsor. Hingga sekarang, pihaknya masih melakukan pendataan berapa rumah, dan sekolah terendam dan tertimbun longsor.
Nafrizal, 32 warga setempat mengatakan bahwa naiknya air berlangsung secara mendadak sewaktu warga masih banyak yang tertidur.
Selain Kabupaten Solok dan Agam, longsor juga menyapa Kabupaten Padang Pariaman, tepatnya di Korong Koto Buruak, Lubuk Alung. Akibat peristiwa itu, seorang ibu dan anaknya tewas, lantaran rumahnya tertimbun lonsoran yang datang tiba-tiba.
(006/210) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar