YUni
Sunyi malam kini tiado babintang
Angin malam mambaluik angan
Hanyo bulan ka tampek denai batenggang
Rindu kama dikadukan
Lagu itu mengalun syahdu di pelataran parkir RRI Padang. Syair indah berjudul ‘Rindu di Alam Biru’ milik Boy Sandi bukan dibawakan penyanyi Minang yang identik dengan kacamata hitam itu, melainkan seorang penyandang tunanetra yang ikut dalam acara gerak jalan santai penyandang cacat yang digelar RRI Padang, Minggu (4/12).
Syafri namanya. Pemain keyboard yang mengiringi nyanyiannya juga penyandang tunanetra bernama Untung Widodo. Kolaborasi apik mereka mampu memukau rekan-rekan sesama penyandang cacat, juga para tamu yang hadir di acara itu. Suaranya tak kalah indah dengan penyanyi aslinya. Begitu juga ketika lagu ‘Rindu di Awan Biru’ disambung dengan ‘Rena’, sebuah tembang dangdut milik Asep Irama.
Minggu pagi nan cerah kemarin memang terasa makin berwarna dengan keceriaan para penyandang cacat tersebut. Bila ada yang bernyanyi, maka yang lain menari, berjoget ria. Sebelumnya seorang anak perempuan penyandang tuna grahita, malah menyanyi lagu ‘Alamat Palsu’-nya Ayu Ting-Ting. Meski cadel dalam pengucapan, tapi teman-temannya tetap suka dan tetap berjoget mengikuti nyanyian sang biduanita. Mereka benar-benar bersukacita. Rasa capek seperti tak terasa, meski sebelumnya harus jalan santai melintasi beberapa ruas jalan di Kota Padang.
Kepala LPP RRI Padang, Edi Supakat menyatakan, memeriahkan hari penyandang cacat sedunia, RRI di 70 stasiun seluruh Indonesia serentak menggelar berbagai lomba bagi penyandang cacat. Kegiatan itu merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap masyarakat, tidak hanya mereka yang tergolong normal tapi juga para penyandang cacat. “Ini perdana kami lakukan. Khusus RRI Padang dengan peserta 125 penyandang cacat,” katanya.
Selain jalan santai, para penyandang cacat yang hadir dalam kegiatan tersebut juga diberikan kesempatan menyalurkan bakatnya, salah satunya bernyanyi seperti yang dilakukan para penyandang tunanetra dan tunagrahita itu. “Kami ke depan ada rencana juga menggelar acara bintang radio untuk penyandang cacat ini dan ada beberapa rencana lainnya,” sebut Edi.
Di pusat, acara tersebut juga diikuti oleh penyandang cacat dari 11 negara tetangga, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Timur Leste, dan Tionghoa. “Di 11 negara itu, kami juga punya stasiun,” terangnya.
Acara tersebut berlangsung sangat meriah, karena banyak hadiah yang diberikan kepada peserta gerak jalan santai penyandang cacat. Souvenirnya terdiri atas, kaus oblong, dispenser, dan tentu saja radio.
Sebelumnya Wakil Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah usai melepas rombongan gerak jalan santai penyandang cacat mengapresiasi kegiatan yang digelar RRI Padang. Dia berharap acara itu bisa menjadi masukan bagi pihak lain dalam memberikan perhatian kepada para penyandang cacat. Bagaimana pun menurutnya, sudah menjadi suatu ketentuan agar penyandang cacat diberikan tempat untuk mengapresiasikan dirinya. Di Pemko Padang sendiri sudah ada pegawai dari mereka yang tergolong cacat. Bahkan disampaikannya memiliki kemampuan yang tak kalah dengan mereka yang normal. “Malah sekarang dia kita sekolahkan ke Australia,” sebutnya.
Ke depan, diharapkannya ada perhatian lebih khusus untuk penyandang cacat terutama dalam penggunaan fasilitas umum. Seperti yang telah dilakukan di luar negeri, di sini juga akan diupayakan berbagai fasilitas tersebut.
“Sekarang di bandara sudah ada. Ke depan gedung-gedung pemerintah juga akan disediakan tempat-tempat untuk para penyandang cacat, misalnya jalur kursi roda. Kalau sekarang kantor-kantor di Padang masih bangunan lama, maka ke depan ini sudah jadi keharusan,” ulasnya. (*)singgalang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar