Seorang anggota Polisi Brigadir Ridwan Napitupulu yang kondisinya kritis saat diturunkan dari ambulan di RS Bhayangkara, Kotaraja, Jayapura, Papua, Kamis (1/12). Ridwan dipanah orang tidak dikenal saat patrol dan melewati jalanan yang sepi di Kampung Beeraf, Nimbokrang, Jayapura. (FOTO ANTARA/ Anang Budiono)
... sudah diberi otonomi tetapi masih minta melepaskan diri, itu pasti ada provokasi...
"Provokasi ini dimunculkan pihak-pihak luar yang punya kepentingan dengan sumber daya alam Papua yang kaya raya tersebut," katanya di Sanur, Kota Denpasar, Bali, Minggu.
Kalau tidak punya kekayaan alam, katanya, maka tidak akan ada provokasi di Papua.
"Lihat saja di negara-negara Afrika yang miskin atau tidak mempunyai sumber daya alam selama ini mana ada kelihatan konflik atau memang sengaja dibiarkan saja," katanya.
Sutowo mengatakan, dengan kekayaan alam yang dimilikinya, Papua diincar banyak pihak, terutama negara yang mempunyai kepentingan atau membutuhkan sumber daya alam.
Terkait keinginan sebagian pihak di Papua yang merasa diperlakukan tidak adil, Sutowo menyatakan yang perlu dilakukan melakukan evaluasi terhadap otonomi daerah yang telah diberikan kepada provinsi tersebut.
Kalau dalam konteks Irian (Papua), kini ada perasaan merasa tidak diperhatikan, ada keinginan menentukan nasib sendiri. Di negara merdeka seperti Indonesia, hal itu bukan bikin negara baru, tapi minta otonomi.
"Kalau sudah diberi otonomi tetapi masih minta melepaskan diri, itu pasti ada provokasi," katanya.
Menurut Sutowo, yang paling penting bagi bangsa Indonesia dalam menyelesaikan persoalan Papua adalah penyelesaian secara internal. Untuk itu harus buat suatu koridor, apalagi kita punya pengalaman dengan Provinsi Timtim. (ANT)
Editor: Ade Marboen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar