KOMPAS/AGUS SUSANTO
Hariyanto Arbi (kiri, berdiri) dan Wahyu Agung Setyawan, mantan pebulu tangkis yang kini mendirikan Flypower, perusahaan peralatan bulu tangkis nasional, mengecek sepatu edisi terbarunya di Pabrik Adetex, Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/3). Dalam seminggu, pabrik tersebut memproduksi 1.400 pasang sepatu dan menargetkan 20.000 per bulan. Sepatu produksinya sudah diekspor ke Perancis, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina.
SEMARANG, Mantan bintang bulu tangkis Indonesia, Hariyanto Arbi, mendesak perlunya pembinaan pemain-pemain muda Tanah Air. Usaha itu harus dilakukan demi kejayaan bulu tangkis Indonesia, yang kini sedang berada di titik nadir.
Pernyataan Hariyanto ini terkait dengan prestasi buruk para pemain Tanah Air di arena Korea Terbuka Superseries Premier. Pasalnya, semua wakil Indonesia sudah tersingkir dari turnamen berhadiah 1 juta dollar AS yang berlangsung di Seoul tersebut.
Tiga pemain Tanah Air, yaitu tunggal putra Simon Santoso, ganda putri Meiliana Jauhari/Greysia Polii, dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, tersingkir pada babak perempat final, Jumat (6/1/2012).
Hariyanto mengakui, secara kualitas, para pemain Indonesia masih kalah dengan lawannya. "Harus kita akui lawan kita bagus-bagus, sedangkan materi pemain kita hanya itu-itu saja," kata Hariyanto, yang mengukir prestasi dua kali juara All England, yaitu 1993 dan 1994.
Juara dunia 1994 ini menambahkan, mulai sekarang harus secepatnya dilakukan pembinaan pemain-pemain muda. "Memang terlambat, tetapi itu lebih baik karena persaingan sekarang lebih ketat," katanya.ant
Pernyataan Hariyanto ini terkait dengan prestasi buruk para pemain Tanah Air di arena Korea Terbuka Superseries Premier. Pasalnya, semua wakil Indonesia sudah tersingkir dari turnamen berhadiah 1 juta dollar AS yang berlangsung di Seoul tersebut.
Tiga pemain Tanah Air, yaitu tunggal putra Simon Santoso, ganda putri Meiliana Jauhari/Greysia Polii, dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, tersingkir pada babak perempat final, Jumat (6/1/2012).
Hariyanto mengakui, secara kualitas, para pemain Indonesia masih kalah dengan lawannya. "Harus kita akui lawan kita bagus-bagus, sedangkan materi pemain kita hanya itu-itu saja," kata Hariyanto, yang mengukir prestasi dua kali juara All England, yaitu 1993 dan 1994.
Juara dunia 1994 ini menambahkan, mulai sekarang harus secepatnya dilakukan pembinaan pemain-pemain muda. "Memang terlambat, tetapi itu lebih baik karena persaingan sekarang lebih ketat," katanya.ant
TERKAIT:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar