PADANG, Beberapa bongkahan batu besar berdiameter satu hingga tiga meter meluncur dari atas tebing Lembah Anai dan berhenti di tengah ruas jalan Padang-Bukitinggi KM 64+350, Senin (6/2) pukul 13.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun longsoran menyebabkan kemacetan panjang.
Longsoran mengejutkan pengguna jalan. Penumpang minibus Tranex Mandiri BA 7008 M jurusan Payakumbuh – Padang histeris, begitu longsoran batu bercampur tanah tersebut menutup jalan sekitar 100 meter di depan minibus yang mereka tumpangi.
“Ondeh, untuang ndak diguluangnyo awak. Kalau saminik kito labiah capek, mungkin kito diguluangnyo dek longsor,” kata Amir, salah seorang mahasiswa yang menumpang minibus Tranex Mandiri itu. Dua turis manca negara yang turun dari mobil, tampak cemas melihat longsoran.
Sebongkah batu longsoran berdiamater tiga meter, menutup ruas jalan sebelah kiri dari arah Padang. Sebongkah batu lainnya dengan diameter sekitar satu meter jatuh di bagian tepi ruas jalan sebelah kanan dari arah Padang. Di antara kedua batu itu ada ruang sekitar 2,5 meter.
Ada beberapa pecahan batu berdiameter 40-50 centi meter di antara kedua batu besar tersebut. Sekitar 15 menit setelah longsor hujan deras sempat turun, tapi hanya sebentar saja, hanya sekitar dua menit saja. Beberapa pengendara bermaksud putar balik dan akan menempuh jalur Malalak. Melihat macet sudah cukup panjang dan telah beberapa lapis, mereka pun mengurungkan rencana itu dan lebih memilih proses evakuasi manual atau upaya-upaya lain yang akan dilakukan petugas.
Sejumlah sopir dan pengendara roda dua serta dibantu pedagang asongan bahu-membahu menyingkirkan bongkahan-bongkahan batu kecil yang ada di antara dua batu besar tersebut. Sekitar 20 menit kemudian atau pukul 13.20 WIB, kendaraan roda dua dan roda empat sudah bisa lewat dengan sistem buka tutup. Sedangkan truk tertahan, tak bisa lewat.
Polisi pun mulai berdatangan ke lokasi kejadian untuk mengatur lalu lintas. Pukul 13.30 WIB dari arah Air Mancur Lembah Anai dating sebuah eksavator. Sekitar 15 menit berselang, kendaraan berat jenis loader juga meluncur dari pabrik aspal beton Kayu Tanam.
Kepala Satker Jalan pada Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Sumbar, Erman Zaini yang tengah berada di lokasi kejadian, longsor kali ini terjadi pada KM 64+350 dari arah Padang, tepatnya setelah air terjun Lembah Anai sekitar 200 meter dari jembatan Kereta Api.
Dua alat berat jenis eksavator dan satu unit loader dikerahkan untuk menyingkirkan batu tersebut ke arah sisi jurang. Sedangkan arus lalu lintas dibuka untuk satu arah saja dan diberlakukan sistem buka tutup. Untuk kelancaran lalu lintas, pihaknya dibantu aparat kepolisian setempat. “Tidak ada korban dalam peristiwa ini,” kata Erman.
Menurut Erman, titik longsor ini sebelumnya tidak termasuk titik rawan yang dikhawatirkan. Sebab lokasi longsor merupakan kawasan hutan dengan pohon-pohon yang lebat walau di balik hutan kayu itu terdapat batu besar. Dan ternyata kawasan hutan lebat itu yang longsor.
Saat ini sekitar 11 orang petugas tengah bekerja membersihkan material longsor. Sementara hujan di kawasan tersebut sudah mulai reda. Dan diharapkan menjelang Magrib, batu-batu itu sudah dapat disingkirkan dan arus lalu lintas normal kembali.
Pada lokasi longsor, terlihat masih ada sebuah batu lagi yang tersangkut. Untuk keamanan di lokasi ini, alat berat dan petugas selalu disiagakan. Meski demikian, masyarakat yang hendak melintas di kawasan ini, diminta meningkatkan kehati-hatiannya. Bila hujan turun, sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan. Berhentilah sejenak pada pos penjagaan atau warung-warung yang ada di pinggir jalan. (h/vie/erz)http://www.harianhaluan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar