ANTISIPASI BAHAYA GALODO
MALALO, Daerah Malalo, Kabupaten Tanah Datar memiliki kemiringan mencapai 80 derajat dari tanah. Ini sudah masuk kategori curam, dan sangat berbahaya jika terdapat pemukiman penduduk di sekitarnya. Keadaan lahannya yang sudah diidentifikasi hanya 30 persen tanah, selebihnya batu hampa, yang tidak ada penahannya.
“Bisa saja sewaktu-waktu batu hampa tersebut jatuh dan menimpa pemukiman penduduk, apalagi ditambah dengan curah hujan yang cukup tinggi seperti kejadian banjir bandang. Jadi hal yang paling riil yang harus kita lakukan adalah merelokasi pemukiman penduduk ke daerah lain, ini adalah salah satu antisipasi kita untuk jangka panjang,” kata Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno ketika melakukan kunjungan ke lokasi bencana banjir bandang dan longsor di Nagari Padang Laweh Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sabtu (3/3) kemarin.
Ikut hadir pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Tanah Datar Hendri Arnis, Kepala BPBD Provinsi Sumatera Barat, Kepala Dinas PSDA Provinsi Sumatera Barat, serta sejumlah Muspida Kabupaten Tanah Datar.
Ia menjelaskan, banjir bandang di Malalo ini bukan disebabkan oleh penebangan liar, melainkan struktur tanahnya yang memang labil dan rentan longsor, apalagi ditambah dengan curah hujan yang tinggi.
Berdasarkan laporan Kepala BPBD Tanah Datar terdapat lebih kurang 20 hektare sawah rusak berat disertai ladang dan perkebunan sekitar 10 ha. Kemudian berdasarkan data di posko penanggulangan bencana alam Nagari Padang Laweh Malalo, ada sebanyak 24 KK yang terdiri dari 84 Jiwa di dua jorong Kanagarian Padang Laweh yang mengungsi akibat bencana ini.
Mereka berada di rumah-rumah penduduk lainnya di sekitar lokasi yang tidak terkena dampak bencana. Kemudian juga terdapat kerugian-kerugian materi lainnya seperti 3 buah rumah Rusak Berat (RB), 1 Mobil (RB), 1 Mushala Hanyut, 1 mushala (RB), 3 kolam ikan (RB), 10 titik irigasi (RB). dan ditaksir kerugiannya mencapai ratusan juta rupiah.
Lebih lanjut Gubernur menjelaskan, antisipasi jangka pendek adalah segera memindahkan material-material longsor yang berada di daerah bencana maupun yang masih di sekitaran sungai. Pemerintah Provinsi akan membantu hal tersebut dengan mengirimkan 3 alat berat untuk memindahkan material -material longsor.
Mengenai kerugian seperti hancurnya ladang dan perkebunan penduduk, pemerintah provinsi juga akan membantu dengan mengirimkan bibit coklat, kopi dan lainnya.
Pada kesempatan tersebut Gubernur Sumatera Barat juga memberikan bantuan sebesar Rp50 juta untuk korban longsor Malalo ini.
Gubernur mengingatkan masyarakat di sekitar sungai-sungai dan bukit ini selalu waspada, karena keadaan daerah Malalo ini labil.
Gubernur juga berpesan kepada pemerintah kabupaten Tanah Datar, agar melakukan langkah-langkah antisipasi dan kesadaran tanggap bencana kepada masyarakat, seperti melakukan sosialisasi keadaan wilayah, pemetaan wilayah rawan bencana, survey setiap jalur sungai dan sebagainya sehingga masyarakat mengerti keadaan alam mereka dan paham dalam menanggapi situasi bencana.
Sebenarnya Pemerintah Sumbar telah dikirimi surat peringatan kebencanaan oleh BMKG tentang cuaca ekstrem. Pemprov juga telah memberitahu setiap kota/kabupaten.(h/met)http://www.harianhaluan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar