Rilis geng motor di Polda Metro Jaya
Tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Utara sudah menangkap lima pelaku pengeroyokan yang berujung kematian terhadap anggota TNI Angkatan Laut, Kelasi (KLS) Arifin Siri, di Kawasan Pademangan, Jakarta Utara, 31 Maret 2012 lalu.
Dijelaskan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, lima tersangka ditangkap dari tempat terpisah di Jakarta. Mereka adalah Joshua Raynaldo Radja, Abdul Kahar alias Idang (22) dan Z (17), Michael Tri Fernando (19), dan Andrian (20)
Semula polisi menangkap Joshua Raynaldo Radja, di kawasan Rawa Badak, Jakarta Utara, 9 April 2012 sekitar pukul 21.00 WIB. Joshua dipastikan ikut memukul wajah korban dengan tangan kanan sebanyak tiga kali.
Selanjutnya pada tanggal 19 April 2012 polisi menangkap dua orang tersangka. Mereka adalah Abdul Kahar alias Idang (22) dan Z (17). Abdul ikut menganiaya dengan cara menginjak-injak saat korban jatuh tertelungkup di jalur lambat di kawasan itu. Sedangkan Z ikut memukul saat korban jatuh. Pemukulan dilakukan dengan menggunakan kayu di bagian punggung korban.
Sementara pelaku utama dalam kejadian itu adalah Michael Tri Fernando (19). Michael diduga kuat berperan sebagai provokator hingga terjadi pengeroyokan. Ia juga yang mengambil dompet milik Arifin. Sementara Andrian berperan memukul menggunakan bambu.
"Masih ada tersangka lain dan mereka dalam pengejaran, semoga dalam waktu singkat bisa ditangkap. Jumlahnya lebih dari tiga orang," kata Rikwanto, Senin 23 April 2012.
Ditambahkan Rikwanto, kelima tersangka bukan dari kelompok yang sama, mereka hanya komunitas motor yang sering berkumpul. Seluruh tersangka tidak saling kenal dengan baik, mereka hanya kenal di Kemayoran saat aksi balapan liar.
Sementara ini polisi baru memproses kasus pengeroyokan Kelasi Arifin. Sementara aksi penyerangan yang diduga melibatkan anggota TNI pada 7,8, dan 13 April 2012, dibawa ke Polisi Militer.
"Untuk tiga kejadian beruntun setelah Kelasi Arifin meninggal, empat orang oknum anggota TNI sudah ditangkap, mereka menjadi pintu masuk penyelidikannya untuk mencari tersangka lain. POM TNI masih mendalami keterangan dari empat orang itu," kata Rikwanto.
Sementara, Kepala Satuan Reserse Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Utara, Ajun Komisaris Besar Didi Hayamansyah, membantah jika Kelasi Arifin Siri dan Kelasi Satu Albert Tabra, terlibat keributan saat sedang mengawal truk kontainer. Tapi keduanya hanya sedang melintas di jalan itu saat terjadi keributan.
Karena merasa terhalang dengan keributan itu, Arifin dan Albert ikut melerai. Selain ada pengendara mobil Toyota Avanza yang menutut pertanggungjawaban karena mobilnya tersermpet truk, sejumlah orang lagi menaiki kontainer agar truk itu tidak lari.
Saat Arifin meminta orang tersebut turun, sejumlah orang malah melakukan provokasi dengan menuduh pemuda dari Ambon dan membawa sangkur. Karena provokasi, Ariifin langsung dikeroyok massa yang ada ditempat kejadian. Setelah dikeroyok, Michael mengambil dompet kelasi Arifin. Uang sejumlah Rp15 ribu turut diambil, sedangkan STNK motor korban dibuang. (eh)
Saat Arifin meminta orang tersebut turun, sejumlah orang malah melakukan provokasi dengan menuduh pemuda dari Ambon dan membawa sangkur. Karena provokasi, Ariifin langsung dikeroyok massa yang ada ditempat kejadian. Setelah dikeroyok, Michael mengambil dompet kelasi Arifin. Uang sejumlah Rp15 ribu turut diambil, sedangkan STNK motor korban dibuang. (eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar