shutterstock
Nasib kurang beruntung menimpa Theresia Sumarti (65) warga Jalan Jatingaleh, Banyumanik, Semarang yang harus kehilangan uang Rp 100 juta. Ia tertipu oleh penelepon yang mengaku sebagai anaknya dan meminta uang tersebut.
Kejadian bermula ketika ia menerima telepon dari seorang lelaki yang mengaku sebagai anaknya Yudi Setianto pada Senin (14/5/2012) sekitar pukul 09.30 WIB. Penelepon tersebut mengabarkan bahwa ia baru saja menabrak seseorang hingga meninggal dunia.
"Orang yang telepon dan mengaku anak saya itu meminta uang Rp100 juta untuk santunan pada korban, jika tidak ia akan mendapatkan masalah serius," ujarnya ketika melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, Selasa (15/5/2012) kemarin.
Tanpa pikir panjang, Sumarti kemudian mengumpulkan uang sebanyak Rp 100 juta dari tabungannya dan meminjam kerabat. Ia bahkan tidak sempat mengecek kebenaran telepon tersebut pada anak ataupun teman-teman anaknya karena panik dan tidak ingin anaknya terkena masalah.
"Tidak lama pria itu telepon lagi dan meminta saya meletakkan uang itu di sebuah tanah kosong di depan markas Banteng Raider di daerah Banyumanik. Karena panik sayapun menurutinya," katanya.
Uang tersebut ungkapnya dibungkus dalam sebuah plastik lalu diletakkan di lokasi yang diminta sekitar pukul 13.00 WIB. Setelah meletakkan uang tersebut ia kemudian pulang dan mengabari anaknya yang asli melalui short message service (sms) untuk memberitahukan jika apa yang diinginkan sudah dipenuhi.
Betapa kaget ketika ia mendapat balasan dari anaknya yang mengatakan tidak pernah terlibat kecelakaan dan tidak pernah meminta uang hingga ratusan juta. "Saya langsung lemas mendengar itu, suara lelaki yang telepon itu mirip sekali dengan anak saya makanya saya percaya saja," katanya di depan petugas SPKT Polrestabes Semarang. Kasus tersebut saat ini masih dalam penyelidikan oleh aparat reskrim Polrestabes Semarang.
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar