Empat Jorong di Kecamatan Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat dilanda banjir. Satu rumah terpaksa dibongkar, 60 lainnya terancam hanyut dibawa arus sungai.
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pasaman Barat sejak Sabtu hingga Minggu (11/11) malam mengakibatkan empat jorong di Kecamatan Ranah Batahan dilanda banjir.
Musibah ini terjadi akibat meluapnya sungai Batahan dan Batang Tamiang. Akibatnya, sekitar 73 jiwa di empat jorong di kecamatan ini memilih mengungsi ke rumah sanak keluarga mereka.
Empat jorong tersebut adalah Jorong Lubuk Gobing, Jorong Simpang Tolang, Jorong Kampung Baru dan Jorong Tamiang Batahan. Setidaknya 60 rumah di empat jorong itu berada di bibir sungai dan terancam hanyut. Air semakin membesar dan mendekat ke kampung warga. Begitu juga di kampung Lubuk Gobing juga terancam.
Dilaporkan satu unit rumah warga terpaksa dibongkar petugas BPBD bersama masyarakat karena sudah separuh pondasinya dihantam banjir sajak Sabtu malam hingga kemarin. Beronjong penahan air sudah roboh dan bukit yang ada di kampung tersebut terus dihantam arus.
Tim SAR, BPBD, Dinas PU dan Palang Merah Indonesia (PMI) Pasbar langsung turun ke lokasi memberikan pertolongan kepada warga. Dan Dinas Sosial Pasbar pun sudah memberikan bantuan kepada korban.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat, Asgiarman, kejadian ini telah membuat satu rumah warga tersapu derasnya air sungai. Sementara puluhan rumah lainnya masih terancam dan dikhawatirkan bisa mengalami nasib yang sama.
“Tidak ada korban jiwa. Semua warga yang berada di bibir aliran sungai ini telah mengungsi ke rumah sanak keluarga dan tetangganya di tempat yang aman. Jika dibutuhkan, kami dari BPBD Pasaman Barat juga telah menyiapkan tenda pengungsian,” ujar Asgiarman ketika dihubungi Haluan, Minggu (11/11).
Hingga tadi malam, petugas BPBD dan tim SAR lainnya juga telah siaga di sekitar lokasi kejadian, untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Belum jelas apakah ini merupakan banjir biasa, atau telah terjadi banjir bandang.
“Air sungai itu mulai meninggi sekitar pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Meluapnya sungai ini selalu terjadi jika hujan lebat dalam waktu yang lama, sehingga semua warga yang tinggal di bibir sungai berinisiatif untuk mengungsi sebelum terjadi kemungkinan buruk,” jelas Asgiarman.
Meluapnya Sungai Batahan di Kecamatan Ranah Batahan Pasaman Barat ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, pada pertengahan Mei 2010 lalu sungai ini juga meluap dan menghanyutkan tiga warga, serta merusak tiga rumah.
Masalah banjir di Ranah Batahan ini harus segera diatasi. “Kalau tidak segera diatasi, pemukiman akan musnah. Sedikitnya 452 jiwa akan kehilangan tempat tinggal. Sungai tersebut akan berpindah ke lokasi Jorong Simpang Tolang lama” kata Sekretaris BPBD Pasbar, Yunadi dan Kepala Badan Pol PP Pasbar Abdi Surya, secara terpisah.
Camat Ranah Batahan, Suratno yang dihubungi Haluan via telepon selulernya mengatakan, banjir terjadi sejak Sabtu pukul 20.00 WIB. Dua sungai di Ranah Batahan yakni Batang Batahan dan Tamiang meluap sehingga menghantam rumah penduduk.
Di daerah perbatasan Sumatera Barat dan Sumatera Utara itu, air di perumahan penduduk mencapai dua meter. Rumah penduduk yang rata-rata memiliki pondasi rumah tinggi sekitar dua meter sudah tergenang lantainya. Jalan-jalan di perkampungan tersebut lumpuh total dan masyarakat tidak berani keluar rumah.
Kepala Badan Satpol PP Abdi Surya menyebutkan, akibat banjir dan hujan yang terus menerus itu, hingga kemarin sore masyarakat sudah siap-siap mengungsi dan cemas terjadi banjir yang lebih besar, karena sampai tadi malam hujan masih mengguyur di Pasbar umumnya.
Sementara di Simpang Tolang Baru, sungai sudah berpindah ke pemukiman warga. Satu unit rumah yang berpenghuni sekitar 7 orang terpaksa dibongkar. Pasalnya, posisi rumah menghalangi arus air beserta sampah atau kayu-kayu yang terbawa aliran sungai. Jika dibiarkan akan memperparah kondisi banjir, sementara pondasinyapun sudah hampir putus tergerus air.
“Makanya, kita sepakat untuk membongkar satu unit urmah itu dan mengungsikan penghuninya,” terangnya. Ia katakan, kondisi air sungai yang meluap di Simpang Tolang baru itu cukup deras dan dalam, sekitar satu meter lebih.
Di Lubuk Gobing, air sungai meluber hingga ke jalan raya. Bahkan beronjong yang terletak di dekat masjid perkampungan itu hampir terban pula.
Suratno mengatakan, jika air tambah besar juga, beronjong tersebut akan terban dan bisa menghanyutkan masjid serta menghancurkan perkampungan Lubuk Gobing.
“Kami sudah rapat tadi dengan masyarakat dan tim SAR juga, nampaknya masih bisa dikondisikan dengan swadaya masyarakat tanpa perlu mengungsi,” tukas Camat Ranah Batahan itu.
Ketua PMI Pasbar, Nina Baharuddin R melalui Bry Esveri Kananda mengatakan, pihaknya sudah mengerahkan tim ke empat lokasi terkena banjir itu, lengkap dengan peralatan. Tim PMI akan bergabung dengan Tim SAR dan BPBD untuk memberikan pertolongan, bahkan jika kondisi tambah parah tim medis juga akan diturunkan. Kepala Dinas Sosial Pasbar, Aliman Afni saat dihubungi mengatakan, Minggu malam pihaknya sudah menyalurkan bantuan kepada korban banjir, terutama warga yang dibongkar rumahnya tersebut.
Abrasi Sasak
Wali Nagari Sasak Arman melaporkan, Jorong Pasa Lamo dihantam abrasi pantai sejak Minggu sore. Tujuh kuburan warga setempat terbongkar akibat hantamam ombak. Warga memindahkan tujuh kuburan itu ke tempat yang aman.
Selain itu, Jorong Rantau Panjang juga dilanda banjir akibat meluapnya sungai Batang Saman.
Sementara itu, hujan lebat juga mengakibatkan runtuhnya sebuah jembatan gantung di Kabupaten Limapuluh Kota, Minggu (11/11). Jembatan gantung tersebut sudah rusak sejak dua tahun terakhir, namun hujan deras membuat sungai meluap dan meruntuhkan tiang jembatan yang menghubungkan Desa Subarang Aia dengan Desa Lareh, Nagari Batu Payung, Kecamatan Lareh Sago Halaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar