Komite Bersama menjalani rapat terakhir, Rabu malam, 5 Desember 2012, di kantor Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI), Jakarta. Rapat tersebut dihadiri empat anggota komite dari Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) dan tiga anggota perwakilan PSSI. (Baca juga:PSSI: Sudah Ada Titik Terang)
Rapat yang dimulai sekitar pukul 19.00 itu selesai sekitar pukul 22.00. Ketua Komite Bersama, Saut Sirait mengatakan rapat berjalan baik, meski masih ada beberapa ihwal yang belum selesai dibahas, yaitu penentuan tanggal dan lokasi kongres.
"Soal tanggal dan lokasi pasti kongres sulit disiapkan malam ini, karena masing-masing pihak sebelumnya sudah bersiap untuk kongres masing-masing. Tapi mudah-mudahan dalam satu-dua hari ke depan, penentuan tanggal dan lokasi sudah selesai," kata Saut, seusai rapat.
Komite Bersama yang dipimpin Saut bekerja di bawah tenggat waktu dari Federasi Sepak bola Internasional (FIFA). Pasalnya, FIFA mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Indonesia jika kisruh persepakbolaan di Tanah Air tidak kunjung usai hingga 10 Desember mendatang.
FIFA juga telah menyurati Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait kemungkinan sanksi tersebut. Walhasil, kementerian segera merespons dengan mengumpulkan PSSI dan KPSI pada Rabu sore kemarin. (Baca juga: Dua Kubu Berdamai, Konflik PSSI Akhirnya Usai)
Saut menambahkan, kongres diperkirakan berlangsung tanggal 9 atau 10 Desember, dengan lokasi Jakarta, atau Palangkaraya. Ada tiga agenda yang akan di bahas, yaitu revisi statuta, penyatuan liga, dan pengembalian empat Komite Eksekutif PSSI yang telah dipecat. "Tidak ada pergantian kepengurusan," Saut menambahkan.
Soal pengembalian empat anggota Komite Eksekutif PSSI, kata Saut, Sekretaris Jenderal PSSI, Halim Mahfudz, akan membuat surat pengembalian mereka selambat-lambatnya 6 Desember 2012. "Tinggal disurati. Tidak ada syarat," kata Saut.
Adapun untuk pembahasan perubahan statuta, tugas dialihkan kepada Ray Akbar dan umar Husein, untuk menggantikan Catur Agus dan Saleh Mukaddar. Revisi akan dibahas, dan kemudian diserahkan kepada Konfederasi Sepak bola Asia (AFC) dan Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) untuk terlebih dahulu disetujui FIFA, sebelum dibawa dan disahkan di kongres.
Terkait peserta kongres yang diharuskan berdasar Kongres Solo pada 2011 lalu, Saut mengaku telah menemukan solusi pas, khususnya menangani dualisme di pengurus provinsi PSSI dan klub. Saat ini, terdapat 15 pengprov yang bermasalah karena adanya caretaker, dan tiga klub yang terjerat dualisme.
"Misalnya Arema. Kami akan undang dua-duanya, baik di LSI atau LPI. Itu cara yang pas, agar tidak ada yang merasa dirugikan. Tapi masing-masing mereka, nilai suaranya hanya setengah. Sedangkan yang tidak ada dualisme, nilai suaranya tetap satu," kata Saut.
sumber
Rapat yang dimulai sekitar pukul 19.00 itu selesai sekitar pukul 22.00. Ketua Komite Bersama, Saut Sirait mengatakan rapat berjalan baik, meski masih ada beberapa ihwal yang belum selesai dibahas, yaitu penentuan tanggal dan lokasi kongres.
"Soal tanggal dan lokasi pasti kongres sulit disiapkan malam ini, karena masing-masing pihak sebelumnya sudah bersiap untuk kongres masing-masing. Tapi mudah-mudahan dalam satu-dua hari ke depan, penentuan tanggal dan lokasi sudah selesai," kata Saut, seusai rapat.
Komite Bersama yang dipimpin Saut bekerja di bawah tenggat waktu dari Federasi Sepak bola Internasional (FIFA). Pasalnya, FIFA mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Indonesia jika kisruh persepakbolaan di Tanah Air tidak kunjung usai hingga 10 Desember mendatang.
FIFA juga telah menyurati Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait kemungkinan sanksi tersebut. Walhasil, kementerian segera merespons dengan mengumpulkan PSSI dan KPSI pada Rabu sore kemarin. (Baca juga: Dua Kubu Berdamai, Konflik PSSI Akhirnya Usai)
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin ((kanan) dan Ketua Umum PSSI versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) La Nyalla Mattalitti usai mengadakan pertemuan tertutup dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng di Gedung Kemenpora, Jakarta, Rabu (5/12). ANTARA/Dhoni Setiawan
Saut menambahkan, kongres diperkirakan berlangsung tanggal 9 atau 10 Desember, dengan lokasi Jakarta, atau Palangkaraya. Ada tiga agenda yang akan di bahas, yaitu revisi statuta, penyatuan liga, dan pengembalian empat Komite Eksekutif PSSI yang telah dipecat. "Tidak ada pergantian kepengurusan," Saut menambahkan.
Soal pengembalian empat anggota Komite Eksekutif PSSI, kata Saut, Sekretaris Jenderal PSSI, Halim Mahfudz, akan membuat surat pengembalian mereka selambat-lambatnya 6 Desember 2012. "Tinggal disurati. Tidak ada syarat," kata Saut.
Adapun untuk pembahasan perubahan statuta, tugas dialihkan kepada Ray Akbar dan umar Husein, untuk menggantikan Catur Agus dan Saleh Mukaddar. Revisi akan dibahas, dan kemudian diserahkan kepada Konfederasi Sepak bola Asia (AFC) dan Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) untuk terlebih dahulu disetujui FIFA, sebelum dibawa dan disahkan di kongres.
Terkait peserta kongres yang diharuskan berdasar Kongres Solo pada 2011 lalu, Saut mengaku telah menemukan solusi pas, khususnya menangani dualisme di pengurus provinsi PSSI dan klub. Saat ini, terdapat 15 pengprov yang bermasalah karena adanya caretaker, dan tiga klub yang terjerat dualisme.
"Misalnya Arema. Kami akan undang dua-duanya, baik di LSI atau LPI. Itu cara yang pas, agar tidak ada yang merasa dirugikan. Tapi masing-masing mereka, nilai suaranya hanya setengah. Sedangkan yang tidak ada dualisme, nilai suaranya tetap satu," kata Saut.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar