DHARMASRAYA — Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum) semakin parah. Jembatan darurat Sungai Betung, Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Dharmasraya patah. Akibatnya, kondisi lalulintas kusut masai dan terjadi macet total.
Selain itu, diimbau kepada semua lapisan untuk menjaga kondisi jembatan. Harus ada kesabaran dan ikuti aturan agar jembatan darurat bisa dimanfaatkan jelang jembatan definitif selesai dikerjakan.Pantauan Singgalang, kendaraan mengular sekitar 11 kilometer, baik dari arah Padang maupun Kabupaten Bungo, Jambi. Bahkan, mobil berlapis-lapis di badan jalan. Antrean ini lebih parah lagi dari kondisi sebelumnya. Tidak saja di jalan, pekarangan rumah makan pun menjadi tempat parkir truk. Singgalang mencoba menghitung, truk pembawa batubara saja lebih seribu unit yang terjebak.
“Kami sudah tiga hari terlantar di sini,” tutur Anton, seorang sopir truk pengangkut batubara kepada Singgalang di lokasi jembatan, Rabu (5/12).
Menurutnya, jalan macet lantaran jembatan darurat rusak. Sedangkan truk dan kendaraan lainnya sudah terjebak, sehingga, sopir tak mampu berbuat apa-apa lantaran tidak bisa mundur maupun maju.
“Sekarang macet makin parah dan sampai ke daerah perbatasan Sumbar dengan Jambi,” paparnya.
Kendaraan yang terjebak macet antara lain truk pembawa batubara, CPO, sawit dan barang-barang kebutuhan harian dari arah Jakarta.
Ketua DPRD Dharmasraya, H. Rudi Hartono menyesalkan kondisi jembatan darurat yang rusak itu.
Jembatan rusak karena kekuatan jembatan tidak sebanding. Parahnya lagi, truk diberi kesempatan melintas di sana hingga mencapai 500 truk.
“Harusnya diatur sesuai dengan beban jembatan,” sebut Rudi Hartono.
Sementara Wakil Ketua DPRD Budi Sanjoyo menyebutkan, jembatan darurat tidak bisa dilewati truk bermuatan berat, mesti diatur dengan tegas. Jika tidak kondisi jalan akan terus macet serta menimbulkan masalah lagi.
“Saya minta harus jelas pengaturannya serta mobil jenis apa saja yang melintas di atas jembatan sementara itu,” sebut politisi asal PDI-P itu.
“Kita juga harapkan pengerjaan jembatan dikebut supaya cepat persoalannya selesai,” ingat Rudi Hartono.
Proyek jembatan Sungai Betung ini sudah menjadi keluhan panjang sebagaimana diberitakan Singgalang, 24 Oktober. Keesokannya, Gubernur Irwan Prayitno menyatakan, guna mempercepat penyelesaian proyek jembatan itu pemerintah pusat sudah turun tangan. Ketua DPRD Yultekhnil juga sudah geram. Namun apa hendak dikata, jembatan yang dibangun dengan dana Rp3,2 miliar dan bersumber dari APBN 2012 itu, tidak bisa dikebut.
Pada Rabu, sejumlah sopir mengeluh kepada Singgalang. “Sudah hampir 10 tahun saya jadi sopir truk Jakarta-Medan, tidak ada proyek jembatan yang seperti ini,” kata lelaki yang mengaku bernama Ucok itu.
Menurut dia, di mana-mana ada perbaikan jembatan, tapi jembetan darurat tidak pernah bermasalah. “Kokoh dan tidak menganggu arus lalulintas,” kata dia.
Ia heran, kenapa pejabat berwenang bekerja seperti anak-anak. “Percuma saja disekolahkan tinggi-tinggi, kalau membuat jembatan darurat saja tidak becus,” katanya.
Proyek jembatan Sungai Betung ini sudah menjadi keluhan panjang sebagaimana diberitakan Singgalang, 24 Oktober. Keesokannya, Gubernur Irwan Prayitno menyatakan, guna mempercepat penyelesaian proyek jembatan itu pemerintah pusat sudah turun tangan. Ketua DPRD Yultekhnil juga sudah geram. Namun apa hendak dikata, jembatan yang dibangun dengan dana Rp3,2 miliar dan bersumber dari APBN 2012 itu, tidak bisa dikebut.
Pada Rabu, sejumlah sopir mengeluh kepada Singgalang. “Sudah hampir 10 tahun saya jadi sopir truk Jakarta-Medan, tidak ada proyek jembatan yang seperti ini,” kata lelaki yang mengaku bernama Ucok itu.
Menurut dia, di mana-mana ada perbaikan jembatan, tapi jembetan darurat tidak pernah bermasalah. “Kokoh dan tidak menganggu arus lalulintas,” kata dia.
Ia heran, kenapa pejabat berwenang bekerja seperti anak-anak. “Percuma saja disekolahkan tinggi-tinggi, kalau membuat jembatan darurat saja tidak becus,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar