SURABAYA -- Ratusan pelayat yang terdiri dari keluarga dan warga sekitar Endrosono Surabaya menghadiri pemakanan Fahri Romadhon (3,5), balita yang menjadi korban pembunuhan oleh tetangganya sendiri di Tempat Pemakaman Umum Karang Tembok, Selasa (19/2) malam.
Sebelum dimakamkan, jenazah dishalati di masjid dekat rumahnya. Orang tua dan kerabat tak bisa menahan kesedihan melihat tubuh anak bungsu dari lima bersaudara ini terbujur kaku.
"Kasihan Fahri karena telah menjadi korban kekejian pelaku. Kami mewakili keluarga meminta maaf dan semoga yang ditinggalkan tabah menghadapi ujian ini," ujar Paman Fahri, Muhammad Sanusi.
Selain lucu, kata dia, Fahri merupakan anak yang pintar dan dikenal pandai bermain hadrah, sebuah kelompok kesenian Islam. Di tempatnya mengaji, Fahri tidak pernah absen ketika latihan hadrah.
Kasus pembunuhan terhadap balita berusia 3,5 tahun berhasil diungkap Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak, Selasa. Seorang tersangka berinisial Sol (31) ditangkap dan menjalani pemeriksaan intensif oleh polisi.
"Tersangka membunuh dengan cara membanting korban beberapa kali ke lantai. Untuk menghilangkan jejak, tersangka berniat menjadikan tubuh korban seperti patung dengan cara disemen. Tapi saat tubuh korban masih dilabur semen, sudah terlanjur diketahui warga," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anom Wibowo.
Berdasarkan pengakuan di depan penyidik, tersangka nekat membunuh tetangganya karena merasa sakit hati dengan ayah korban, Mishari (40), yang menegur ketika melintas di hadapannya. Dengan alasan takut dibunuh, tersangka membunuh anak tetangganya terlebih dahulu.
"Ketika ayahnya melintas dan saling memandang, saya sempat ditegur dengan bernada ancaman. Dari pada dibunuh, saya bunuh duluan anaknya ketika bermain di rumah," kata petugas menirukan pengakuan tersangka.
s
Sebelum dimakamkan, jenazah dishalati di masjid dekat rumahnya. Orang tua dan kerabat tak bisa menahan kesedihan melihat tubuh anak bungsu dari lima bersaudara ini terbujur kaku.
"Kasihan Fahri karena telah menjadi korban kekejian pelaku. Kami mewakili keluarga meminta maaf dan semoga yang ditinggalkan tabah menghadapi ujian ini," ujar Paman Fahri, Muhammad Sanusi.
Selain lucu, kata dia, Fahri merupakan anak yang pintar dan dikenal pandai bermain hadrah, sebuah kelompok kesenian Islam. Di tempatnya mengaji, Fahri tidak pernah absen ketika latihan hadrah.
Kasus pembunuhan terhadap balita berusia 3,5 tahun berhasil diungkap Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak, Selasa. Seorang tersangka berinisial Sol (31) ditangkap dan menjalani pemeriksaan intensif oleh polisi.
"Tersangka membunuh dengan cara membanting korban beberapa kali ke lantai. Untuk menghilangkan jejak, tersangka berniat menjadikan tubuh korban seperti patung dengan cara disemen. Tapi saat tubuh korban masih dilabur semen, sudah terlanjur diketahui warga," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anom Wibowo.
Berdasarkan pengakuan di depan penyidik, tersangka nekat membunuh tetangganya karena merasa sakit hati dengan ayah korban, Mishari (40), yang menegur ketika melintas di hadapannya. Dengan alasan takut dibunuh, tersangka membunuh anak tetangganya terlebih dahulu.
"Ketika ayahnya melintas dan saling memandang, saya sempat ditegur dengan bernada ancaman. Dari pada dibunuh, saya bunuh duluan anaknya ketika bermain di rumah," kata petugas menirukan pengakuan tersangka.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar