Ilustrasi (Ist.)
Jakarta - Operator telekomunikasi Indosat akan mengalokasikan anggaran sebesar USD 200 juta hingga USD 250 juta untuk desain, produksi, hingga peluncuran untuk satelit Palapa-E yang rencananya diorbitkan pada 2016 nanti.
"Biayanya USD 200 juta hingga USD 250 juta. Sekarang lagi proses desain manufaktur," kata President Director & CEO Indosat Alexander Rusli dalam pesan singkat, Senin (6/5/2013).
Untuk proses desain, produksi dan peluncuran satelit Palapa-E nanti, Indosat menggandeng Orbital Sciences Corporation dari Amerika Serikat. Satelit ini nantinya akan mengorbit di slot 150.5 Bujur Timur (BT).
Rencana peluncuran satelit ini untuk melayani kebutuhan masyarakat atas layanan telekomunikasi serta mendukung pemerintah dalam mempertahankan aset negara terkait slot orbit 150.5 BT.
"Indosat telah berpengalaman menyediakan layanan telekomunikasi melalui jaringan satelit sejak tahun 1967 dan saat ini jaringan satelit Indosat telah mencakup wilayah Indonesia, ASEAN, Asia Pasifik, Timur Tengah dan Australia," katanya.
Saat ini Indosat mengoperasikan Satelit Palapa-C2 di slot 150.5 BT dan Satelit Palapa-D di slot 113 BT melalui stasiun buminya di Jatiluhur, Jawa Barat.
Satelit Palapa-C2 diluncurkan pada tahun 1996. Sementara satelit Palapa-D yang menempati slot 113 BT, diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2009 dari Xichang, China.
"Kami siap mendukung Indosat sebagai pelanggan kami, dalam proyek yang penting bagi Indonesia ini. Kami yakin bahwa satelit GEOStar-2 dari Orbital adalah solusi yang optimal guna memenuhi kebutuhan satelit Indosat," kata Executive Vice President and General Manager, Satellites and Space Systems Group, Orbital Sciences Corporation, Mike Larkin.
Satelit Palapa-E akan memiliki kapasitas yang terdiri dari transponder C-band standard & extended serta transponder Ku-band (opsional). Satelit tersebut nantinya akan melayani wilayah Indonesia, ASEAN dan Regional Asia Pasifik.
Satelit ini juga akan menjadi bagian dari jaringan backbone untuk mendukung seluruh layanan Indosat, baik layanan seluler, telekomunikasi tetap, maupun data tetap.
Layanan Satelit yang disediakan Indosat antara lain adalah Transponder Lease sebagai basic service untuk memenuhi kebutuhan konektifitas korporasi dan pemerintahan, seperti untuk jaringan e-KTP, ISP, dan lainnya melalui jaringan VSAT, serta DigiBouquet dan Telecast Service untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan layanan broadcasting.
"Bisnis sewa transponder satelit terus tumbuh karena itu kita akan isi slot tersebut," jelas Alex.
Satelit Palapa-D di lokasi orbit 113 BT telah menyiarkan 55 channel TV dan 5 channel radio free-to-air (tidak berbayar) dari dalam maupun luar negeri termasuk di dalamnya sebagian besar TV nasional dan dinikmati oleh sekitar 15 juta pesawat penerima di wilayah Indonesia.
Satelit ini juga menjadi andalan sarana penyiaran bagi tiga operator TV berbayar nasional dengan jumlah total channel berbayar sebanyak 200 channel.
"Biayanya USD 200 juta hingga USD 250 juta. Sekarang lagi proses desain manufaktur," kata President Director & CEO Indosat Alexander Rusli dalam pesan singkat, Senin (6/5/2013).
Untuk proses desain, produksi dan peluncuran satelit Palapa-E nanti, Indosat menggandeng Orbital Sciences Corporation dari Amerika Serikat. Satelit ini nantinya akan mengorbit di slot 150.5 Bujur Timur (BT).
Rencana peluncuran satelit ini untuk melayani kebutuhan masyarakat atas layanan telekomunikasi serta mendukung pemerintah dalam mempertahankan aset negara terkait slot orbit 150.5 BT.
"Indosat telah berpengalaman menyediakan layanan telekomunikasi melalui jaringan satelit sejak tahun 1967 dan saat ini jaringan satelit Indosat telah mencakup wilayah Indonesia, ASEAN, Asia Pasifik, Timur Tengah dan Australia," katanya.
Saat ini Indosat mengoperasikan Satelit Palapa-C2 di slot 150.5 BT dan Satelit Palapa-D di slot 113 BT melalui stasiun buminya di Jatiluhur, Jawa Barat.
Satelit Palapa-C2 diluncurkan pada tahun 1996. Sementara satelit Palapa-D yang menempati slot 113 BT, diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2009 dari Xichang, China.
"Kami siap mendukung Indosat sebagai pelanggan kami, dalam proyek yang penting bagi Indonesia ini. Kami yakin bahwa satelit GEOStar-2 dari Orbital adalah solusi yang optimal guna memenuhi kebutuhan satelit Indosat," kata Executive Vice President and General Manager, Satellites and Space Systems Group, Orbital Sciences Corporation, Mike Larkin.
Satelit Palapa-E akan memiliki kapasitas yang terdiri dari transponder C-band standard & extended serta transponder Ku-band (opsional). Satelit tersebut nantinya akan melayani wilayah Indonesia, ASEAN dan Regional Asia Pasifik.
Satelit ini juga akan menjadi bagian dari jaringan backbone untuk mendukung seluruh layanan Indosat, baik layanan seluler, telekomunikasi tetap, maupun data tetap.
Layanan Satelit yang disediakan Indosat antara lain adalah Transponder Lease sebagai basic service untuk memenuhi kebutuhan konektifitas korporasi dan pemerintahan, seperti untuk jaringan e-KTP, ISP, dan lainnya melalui jaringan VSAT, serta DigiBouquet dan Telecast Service untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan layanan broadcasting.
"Bisnis sewa transponder satelit terus tumbuh karena itu kita akan isi slot tersebut," jelas Alex.
Satelit Palapa-D di lokasi orbit 113 BT telah menyiarkan 55 channel TV dan 5 channel radio free-to-air (tidak berbayar) dari dalam maupun luar negeri termasuk di dalamnya sebagian besar TV nasional dan dinikmati oleh sekitar 15 juta pesawat penerima di wilayah Indonesia.
Satelit ini juga menjadi andalan sarana penyiaran bagi tiga operator TV berbayar nasional dengan jumlah total channel berbayar sebanyak 200 channel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar