Jengkol
Kelangkaan jengkol di pulau Jawa membuat harga melambung tinggi hingga melampaui harga daging. Namun krisis jengkol tidak mempengaruhi Sulawesi Selatan, terutama di Kota Makassar.
Masyarakat di Sulawesi Selatan, terutama di Kota Makassar memang tidak doyan makan jengkol. Itulah sebabnya, krisis jengkol tidak berpengaruh kepada masyarakat kota Daeng ini. Dengan begitu, para pedagang di pasar-pasar tradisional jarang menjajakan jengkol.
"Pasaran jengkol di Makassar susah, soalnya masyarakat sini tidak senang makan gituan. Jadi sepi penjualan. Makanya tidak ada pedagang mau jual jengkol, karena merugi barang dagangannya tak laku," kata Nia, salah satu pedagang sayuran di pasar tradisional Terong, Makassar kepada Kompas.com, Rabu (5/6/2013).
Demikian pula dengan sejumlah pasar tradional di kota Makassar seperti pasar Karuwisi, pasar Barabaraya, pasar Tamamaung, pasar Pa'baeng-baeng tidak ada pedagang yang berjualan jengkol.
Jengkol bisa ditemukan di swalayan besar di Kota Makassar seperti Hypermart. Di Hypermart, jengkol dijual 7 biji atau seberat 1 ons seharga Rp 25.000, atau sekitar Rp 3.500 per biji. Itu pun saat ini stoknya sedang kosong.
"Biasanya ada pak, tapi jengkolnya lagi kosong. Biasanya kalau barangnya ada dijual Rp 25 ribu per onsnya. Stok jengkol memang sedikit dijual di Hypermart Makassar, karena kurang peminatnya," tandas Arisandi, salah satu karyawan Hypermart.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar