Bukittinggi - Singgalang Setelah mengalami kerusakan sejak beberapa waktu belakangan, jantung Bukittinggi berdetak lagi. Jam Gadang yang berdiri kokoh di pusat kotawisata kini kembali berfungsi sebagai panduan waktu menyusul perbaikan yang dilakukan dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar).
Jam Gadang yang bangunannya didirikan sekitar 1926 sejak seminggu lalu memang mengalami kerusakan. Dari pantauan Singgalang, jarum panjang selalu menunjuk angka 12, sedangkan jarum pendek angka delapan. Kedua jarum itu berhenti pada waktu pukul 08.00 WIB. Hal itu kontan saja mengundang tanda tanya sebagian warga dan para pengunjung. Kok jam yang berdiri di pusat kotawisata itu hening saja alias berhenti manggarik?
Kadis Kebudayan dan Pariwisata (Budpar) Kaslim Burhan yang dihubungi Singgalang melalui Kasi Peninggalan Sejarah, Djondi Mustika membenarkan adanya kerusakan, yakni penyangga bandul (sebuah logam pemberat) mengalami kerusakan (bengkok). Padahal alat itu berfungsi sebagai pencipta tenaga mesin untuk memutar jarum jam. Penyangga bandulan dikhawatirkan patah jika jam terus berputar. Bandulan jatuh dan bisa berakibat fatal bagi ketahanan bangunan menara jam.
Selain itu, kerusakan juga pada kawat sling penyambung gerak antara mesin dan jarum jam. Bahkan pada sling itu terlihat ada kawat yang hampir putus. “Karena kerusakan itu dan pertimbangan kemungkinan akibat yanag fatal maka Jam Gadang tidak diaktifkan alias diistirahatkan dulu,” tutur Djondi menjawab Singgalang, Selasa (26/7).
Perbaikan dilakukan oleh teknisi lokal. Komponen yang mengalami kerusakan
itu diperbaiki secara hati-hati. Ternyata proses perbaikannya tidak terlalu memakan waktu dan sejak Senin (25/7) kerusakan itu teratasi. Jam gadang kembali berjalan normal. Loncengnya kembali membahana ke seantero kota sebagai panduan waktu bagi warga.
Dari beberapa warga sekitar diperoleh informasi suasana seolah-olah sunyi selama Jam Gadang tidak hidup. Biasanya sekali 30 menit atau satu jam loncengnya berdentang, Bunyinya nyaring sekali sehingga terdengar ke kawasan sekitar. Namun, keheningan yang berlangsung sekitar seminggu itu kini pecah kembali dengan berdentangnya lagi lonceng jam saat menunjuk waktu.
(418/maman)
Jam Gadang yang bangunannya didirikan sekitar 1926 sejak seminggu lalu memang mengalami kerusakan. Dari pantauan Singgalang, jarum panjang selalu menunjuk angka 12, sedangkan jarum pendek angka delapan. Kedua jarum itu berhenti pada waktu pukul 08.00 WIB. Hal itu kontan saja mengundang tanda tanya sebagian warga dan para pengunjung. Kok jam yang berdiri di pusat kotawisata itu hening saja alias berhenti manggarik?
Kadis Kebudayan dan Pariwisata (Budpar) Kaslim Burhan yang dihubungi Singgalang melalui Kasi Peninggalan Sejarah, Djondi Mustika membenarkan adanya kerusakan, yakni penyangga bandul (sebuah logam pemberat) mengalami kerusakan (bengkok). Padahal alat itu berfungsi sebagai pencipta tenaga mesin untuk memutar jarum jam. Penyangga bandulan dikhawatirkan patah jika jam terus berputar. Bandulan jatuh dan bisa berakibat fatal bagi ketahanan bangunan menara jam.
Selain itu, kerusakan juga pada kawat sling penyambung gerak antara mesin dan jarum jam. Bahkan pada sling itu terlihat ada kawat yang hampir putus. “Karena kerusakan itu dan pertimbangan kemungkinan akibat yanag fatal maka Jam Gadang tidak diaktifkan alias diistirahatkan dulu,” tutur Djondi menjawab Singgalang, Selasa (26/7).
Perbaikan dilakukan oleh teknisi lokal. Komponen yang mengalami kerusakan
itu diperbaiki secara hati-hati. Ternyata proses perbaikannya tidak terlalu memakan waktu dan sejak Senin (25/7) kerusakan itu teratasi. Jam gadang kembali berjalan normal. Loncengnya kembali membahana ke seantero kota sebagai panduan waktu bagi warga.
Dari beberapa warga sekitar diperoleh informasi suasana seolah-olah sunyi selama Jam Gadang tidak hidup. Biasanya sekali 30 menit atau satu jam loncengnya berdentang, Bunyinya nyaring sekali sehingga terdengar ke kawasan sekitar. Namun, keheningan yang berlangsung sekitar seminggu itu kini pecah kembali dengan berdentangnya lagi lonceng jam saat menunjuk waktu.
(418/maman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar