Tingkat bunuh diri di Korea Selatan meningkat lebih dua kalinya dalam sepuluh tahun ini, kata data baru pemerintah Seoul.
Korea Selatan memang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi dunia dan pemerintah semakin didesak untuk lebih berusaha menghentikan peningkatan masalah.
Data terbaru menunjukkan di tahun 2009 lebih 40 orang bunuh diri setiap harinya di Korea Selatan.
Angka ini lebih dua kali data sepuluh tahun lalu dan lima kali angka tahun 1989.
Ekonomi Korsel tumbuh sekitar 7% sejak krisis Asia sepuluh tahun lalu. Meskipun terjadi lonjakan hutang rumah tangga, negara ini tidak memandang PHK besar-besaran dan kebuntuan ekonomi sebagai penyebab bunuh diri, berbeda dengan di negara tetangga Jepang.
Sejumlah pengamat mengatakan terjadi peningkatan bunuh diri di antara kelompok usia yang lebih muda.
Sebagian anak muda membuat kelompok bunuh diri di situs internet.
Permulaan tahun ini parlemen Korea Selatan meloloskan peraturan baru yang memberikan kekuasaan lebih besar kepada pemerintah untuk mencegah bunuh diri.
Sejak saat itu sejumlah langkah baru diluncurkan termasuk menaruh telepon darurat di jembatan dan rencana pembentukan serangkaian pusat pencegahan bunuh diri nasional.
Menyikapi hal tersebut, sebuah universitas mengadakan seminar agar warga bisa menghindari aksi bunuh diri. Sekira 70 orang berjanji untuk “Mengubah makna dari kehidupan dan memberikan kesempatan hidup bagi orang lain” pada saat mereka berada dalam peti mati.
Lee Myung-hee (42), seorang ibu dua anak, mengatakan pengalamannya di dalam peti mati membuatnya menyadari betapa dia sangat menyayangi keluarganya dan masih terlalu dini baginya untuk membayangkan kematian.
“Itu (kematian) bisa datang pada saya, karena faktor usia. Saya pikir itu bisa kapan saja terjadi, jadi saya pikir kematian bukanlah urusan saya. Saya berpikir lebih baik untuk mempersiapkan hari akhir saya dengan cara yang wajar,” ujarnya seperti dilansir Telegraph.
Kang Kyung-ah, seorang profesor keperawatan di Universitas Sahmyook yang mengadakan seminar mengatakan para warga yang berusia 20, 30, dan 40 bisa merasakan manfaat berada di dalam peti mati dan menghargai hidup karena tingginya angka bunuh diri di usia mereka saat ini. (bbc/tlg/eko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar