BATAM, KOMPAS.com - Tujuh ekor anjing yang kelaparan dan kehausan selama dua minggu diduga telah memangsa tuannya sendiri di Batam setelah sang tuan baru kembali dari kampung halamannya di Manado. Menurut keterangan polisi, korban bernama Andre Lamboga alias Apek (55) baru tiba kembali di rumahnya Rabu pekan setelah pergi selama dua minggu. Sepertinya, ia meninggalkan anjing-anjingnya begitu saja, tanpa diberi makan.
"Kami menduga, anjing-anjing itu lapar, sehingga mereka menyerang Andre, karena anjing-anjing itu tidak diberi makan selama 14 hari," kata seorang petugas polisi Batam seperti dikutip kantor beritaReuters.
Kabar tentang kematian Apek bikin geger warga perumahan Greenland, Batam Centre, Selasa (6/9/2011). Asal aroma tak sedap yang selama beberapa hari terakhir menerpa perumahan itu akhirnya terkuak.
Apek, menurut laporan Tribun Batam, Rabu, tinggal di blok F3 Nomor 8 perumahan Greenland. Ia tewas mengenaskan. Potongan tubuhnya terpisah-pisah. Yang tersisa hanyalah paha kiri, dan bagian kepala. "Tengkoraknya ditemukan di dapur, dan tubuhnya ditemukan di depan rumahnya," kata seorang polisi.
Polisi juga menemukan tulang-belulang dari dua ekor anjing lain, yang diyakini juga telah telah dimakan tujuh anjing lapar yang masih hidup .
Polisi belum bisa memastikan penyebab meninggalnya Apek. Demikian pula, apakah anjing-anjing itu memangsa tuannya ketika masih hidup atau setelah meninggal. Warga sekitar selama ini mengetahui Apek tinggal sendiri di rumahnya itu. Ia tak memiliki famili di sekitar rumahnya. Sejumlah warga mengaku, mereka sudah menduga aroma bangkai yang selama beberapa ini mereka rasakan berasal dari rumah Apek. Namun tidak seorang pun berani memasuki rumah penjual lontong sayur itu karena anjing peliharaannya terkenal ganas.
Setelah curiga dengan keberadaan Apek yang dua pekan lebih tidak diketahui, warga memberanikan diri untuk mengecek rumah tersebut. Seorang petugas satpam perumahan itu mengaku penasaran saat melihat koper berbaris di depan rumah Apek, beberapa hari setelah pria itu tiba kembali di rumah.
Warga kaget ketika melihat dari balik jendela ada potongan tulang yang sudah tercabik-cabik. Mereka lalu memberi tahu polisi. Selasa siang, sisa potongan tubuh Apek langsung dibawa ke RS Otorita Batam untuk divisum.
"Kami menduga, anjing-anjing itu lapar, sehingga mereka menyerang Andre, karena anjing-anjing itu tidak diberi makan selama 14 hari," kata seorang petugas polisi Batam seperti dikutip kantor beritaReuters.
Kabar tentang kematian Apek bikin geger warga perumahan Greenland, Batam Centre, Selasa (6/9/2011). Asal aroma tak sedap yang selama beberapa hari terakhir menerpa perumahan itu akhirnya terkuak.
Apek, menurut laporan Tribun Batam, Rabu, tinggal di blok F3 Nomor 8 perumahan Greenland. Ia tewas mengenaskan. Potongan tubuhnya terpisah-pisah. Yang tersisa hanyalah paha kiri, dan bagian kepala. "Tengkoraknya ditemukan di dapur, dan tubuhnya ditemukan di depan rumahnya," kata seorang polisi.
Polisi juga menemukan tulang-belulang dari dua ekor anjing lain, yang diyakini juga telah telah dimakan tujuh anjing lapar yang masih hidup .
Polisi belum bisa memastikan penyebab meninggalnya Apek. Demikian pula, apakah anjing-anjing itu memangsa tuannya ketika masih hidup atau setelah meninggal. Warga sekitar selama ini mengetahui Apek tinggal sendiri di rumahnya itu. Ia tak memiliki famili di sekitar rumahnya. Sejumlah warga mengaku, mereka sudah menduga aroma bangkai yang selama beberapa ini mereka rasakan berasal dari rumah Apek. Namun tidak seorang pun berani memasuki rumah penjual lontong sayur itu karena anjing peliharaannya terkenal ganas.
Setelah curiga dengan keberadaan Apek yang dua pekan lebih tidak diketahui, warga memberanikan diri untuk mengecek rumah tersebut. Seorang petugas satpam perumahan itu mengaku penasaran saat melihat koper berbaris di depan rumah Apek, beberapa hari setelah pria itu tiba kembali di rumah.
Warga kaget ketika melihat dari balik jendela ada potongan tulang yang sudah tercabik-cabik. Mereka lalu memberi tahu polisi. Selasa siang, sisa potongan tubuh Apek langsung dibawa ke RS Otorita Batam untuk divisum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar